Waspada Bahaya Sifat Bakhil Dalam Diri Manusia

DAARUTTAUHIID.ORG | Salah satu sifat yang harus dihilangkan dari seorang muslim ialah sifat bakhil. Ada dua hal pemicu mengapa lahirnya sifat bakhil menurut pandangan Imam al-Ghazali. Di antaranya ialah:

Pertama, adanya rasa cinta terhadap harta yang berlebihan dan rasa takut miskin. Kedua, anak yang mengakibatkan panjangnya angan-angan.

Untuk mengobati penyakit tersebut maka Imam Ghazali berpendapat bahwa harus mencari lawan dari penyebabnya itu. Cinta dunia itu menurut Hasan Bashri adalah dosa yang paling besar.

Hal yang harus dipahami bahwa dunia bukanlah segala-galanya. Dunia hanya sebagai sarana menuju hidup sesungguhnya di alam akhirat kelak.

Namun, kekaguman dan kesilauan seorang terhadap dunia membuat mata hati menjadi buta, dilalaikan oleh pesona nafsu duniawi, menjadi penghamba harta, dan pemburu takhta. Kemegahan dunia dapat dengan mudah menyihir manusia.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits Nabi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Seandainya dunia ini senilai sayap nyamuk di mata Allah, maka Allah tidak akan memberikan air minum kepada orang kafir meskipun seteguk air.” (HR. Tirmizdi)

Meskipun sudah digambarkan bagaimana rendahnya nilai dunia ini dihadapan Alloh, akan tetapi harta dan takhta terus menjadi ambisi. Bahkan ada yang ingin mendapatkan dunia ini dengan cara yang bathil atau cara yang haram. Lebih mirisnya lagi ialah sebagian orang merasa tak berdosa dan tidak merasa harus bertobat.

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, dan mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka. Padahal, (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180).

Untuk menghindari sifat bakhil maka kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu hanya milik Allah Ta’ala. Membiasakan diri dengan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada kita semua. (Arga)