Wakaf Ketahanan Pangan, Multi Manfaat dan Berdayakan Petani
Makmur dan Produktif. Begitulah slogan yang menjadi ruh Wakaf Daarut Tauhiid (DT) dalam mengelola dana dan aset wakaf yang diamanahkan umat. Di tahun 2018 ini, Fahrudin, Direktur Wakaf DT mengungkapkan, Wakaf DT akan terus berusaha membuat dana dan aset wakaf semakin makmur, produktif, dan berkembang.
Adalah Wakaf Ketahanan Pangan, program Wakaf DT di 2018, yang menjadi salah satu bukti betapa besar perhatian untuk mengelola dana wakaf secara produktif. Progam ini merupakan optimaliasi aset wakaf berupa lahan pertanian lokal untuk membantu memenuhi kebutuhan ketersediaan pangan masyarakat, yang aman, merata, terjangkau, serta membantu pemberdayaan para petani yang lahannya kian tergerus industri dan properti.
“Program Ketahanan Pangan ini menjadi salah satu program di 2018. Program ini digulirkan karena melihat saat ini area pertanian yang semakin berkurang, beralih fungsi menjadi daerah industri. Para petani ini lambat laun akan kehilangan mata pencahariannya,” ujar Fahrudin, saat ditemui di kantornya, Kamis (18/1).
Memberdayakan Petani
Sebagai wakaf produktif, sudah tidak diragukan lagi, manfaat yang akan dirasakan dari Program Wakaf Ketahanan Pangan. Manfaat utama yang akan didapat dari program ini adalah pemberdayaan para petani.
Riki Taufik Drajat, Direktur Program Wakaf DT menjelaskan, pengelolaan lahan wakaf pertanian akan memberdayakan petani setempat, terutama para petani penggarap yang tidak memiliki sawah. Mereka akan diberikan pelatihan manajemen dan pengelolaan pertanian dengan teknologi ramah lingkungan, serta pembinaan ruhiyah.
“Saat ini Wakaf DT akan melakukan survey dulu ke wakaf sawah yang sudah ada, di Banjaran Bandung. Kita akan analisa potensinya sekaligus melihat kondisinya seperti apa, termasuk para petani di sana. Kita akan memberdayakan petani di sana. Itu salah satu tujuan utama program ini; pembedayaan petani,” tutur Riki.
Ketika lebih luas pertanian yang dikelola, lanjut Riki, maka banyak petani yang diberdayakan secara berkelanjutan. Tujuan akhirnya adalah para petani bisa sejahtera. Secara finansial mereka lebih baik dan untuk memenuhi kebutuhan makannya, mereka bisa terbantu dengan Program Wakaf Ketahanan Pangan ini.
“Nanti hasilnya kan dijual, tentunya dengan harga yang wajar. Tidak menutup kemungkinan mereka juga bisa memakan langsung hasil pertanian dari lahan wakaf ini,” ucap Riki.
Penyaluran Hasilnya Jelas
Sebagai wakaf produktif, Agus Kurniawan, Direktur Funding Wakaf DT menjelaskan, jika dipandang sebagai suatu bisnis, Wakaf Ketahanan Pangan ini sudah kelihatan dari hulu ke hilirnya. Artinya, dari mulai pengelolaan awal oleh petani hingga penjualan, tidak perlu mencari pasar lagi.
Menurut Agus, salah satu hilir pengelolalaan wakaf produktif ini adalah pemenuhan kebutuhan berbagai program di DT, di antaranya kebutuhan makan SMP, SMA, SMK Daarut Tauhiid Boarding School (DTBS) dan program pesantren. Selama ini, semua lembaga pendidikan dan pesantren DT masih memasok beras dan pelengakapnya dari luar.
“Kan ini wakaf produktif. Yang namanya wakaf produktif ini kan yang menghasilkan. Ketika bisnis itu harus dipikirkan dari hulu ke hilirnya. Terutama kalau bisnis itu kan hilirnya dulu harus ada. Dalam hal ini pasarnya sudah didapat, yakni memenuhi kebutuhan program di DT, baik itu siswa SMA, SMP, dan SMK, maupun pesantren,” tutur Agus, Kamis (18/1).
Fahrudin menambahkan, hasil dari penjualannya, sebagian bisa dikembalikan untuk operasional program, sebagian lagi untuk mawukuf alaih, di antaranya subsidi program DT, seperti beasiswa santri tahfiz, dan sebagian lagi digunakan untuk pengembangan lahan pertaniannya.
“Seperti yang sudah ada saat ini di Sukabumi, hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan para penghafal Quran,” ujar Fahrudin.
Program Ketahanan Pangan ini akan memanfaatkan teknologi pertanian ramah lingkungan. Dengan intevensi teknologi ini, hasil pertanian diharapkan dapat berlipat dari biasanya. Bahkan, visinya, Program Ketahanan Pangan ini ingin mengembalikan kondisi pertanian saat ini menjadi organik.
Wakaf DT memberikan peluang kepada masyarakat untuk iku mewujudkannya. Di dunia beragam manfaat bagi masyarakat, terutama para petani bisa dipetik. Dan di akhirat, karena ini wakaf, pahala mengalir sampai hari akhir sudah menjadi jaminan dari Allah.