Ustaz Roni: Membedah Pilar-pilar Peradaban Islam di Madinah
Selasa (13/2), usai salat magrib berjamaah di Masjid Daarut Tauhiid Bandung, seperti biasa jamaah tidak langsung beranjak pergi. Jamaah yang hadir di Masjid DT seakan telah hafal jadwal kajian yang sering diadakan di masjid tersebut. Salah satunya adalah kajian Sirah Nabawi bersama Ustaz Roni Abdul Fatah setiap Selasa, setelah salat magrib hingga pukul 21.00 WIB.
Sebelum mengkaji sirah nabawiyah dari kitab ar-Rokhikul Makhtum, karangan Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Ustaz Roni berharap adanya kajian ilmu ini dapat mendatangkan rida dari Allah, yang kemudian menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat nantinya.
“Mudah-mudahan majelis ilmu kita pada malam hari ini diberkahi oleh Allah STW, mudah-mudahan duduknya kita saat ini, di masjid ini dicacat sebagai amal saleh yang akan memberatkan timbangan amal kebaikan kita semua di akhirat nanti,” ujar Ustaz Roni.
Pertemuan sebelumnya, Ustaz Roni telah menyampaikan pembahasan tentang bagaimana Nabi mempersiapkan hijrah. Hingga para sahabat berhijrah dari Mekkah ke Madinah dengan beberapa gelombang, hingga kemudian semua kaum muslimin berhijrah ke Madinah dan orang-orang kafir Quraisy menjadi takut ketika mereka tahu orang-orang Islam di Mekkah telah tidak ada.
Pada pertemuan kali ini, Ustaz Roni menyampaikan pembahasan mengenai pilar-pilar peradaban Islam di Madinah. Bagaimana ketakutan orang-orang kafir Quraisy Mekkah saat tahu yang menyambut kedatangan Nabi di Madinah adalah orang-orang Madinah dari suku Aus dan Khazraj, yang terkenal sebagai ahli perang dan menguasai strategi peperangan.
Pada masa jahiliah, kedua suku tersebut selalu melakukan perang saudara tanpa tahu apa yang menjadi tujuan peperangan tersebut, sehingga mereka pun merasa bosan dengan pertumpahan darah itu. Dari situlah kaum Aus dan Khazraj membutuhkan seorang tokoh dan figur yang dapat mendamaikan keduanya, figur yang dinanti-nanti tersebut adalah Nabi Muhammad saw.
Kajian ini semakin bertambah seru ketika Ustaz Roni menyampaikan tentang peperangan yang di alami oleh kaum Anshor di Madinah, yaitu kaum yang sudah teruji kehebatannya. Ia menceritakan, dalam sejarah Islam, orang-orang Anshor yang paling banyak menjadi korban. Ini karena kaum Anshor adalah kaum yang sering melakukan perang untuk membela agama yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hingga Nabi sendiri menyebutkan, kaum Anshor bagi umat Islam ibarat garam untuk makanan.
“Bahkan Nabi berwasiat khusus, saat orang-orang Anshor berbuat baik, hargai kebaikan mereka, ingat dan balas kebaikan mereka. Kalau mereka berbuat salah, maafkan mereka. Keberanian kaum Anshor dalam berperang membuat mereka memiliki nilai plus di hadapan Nabi,” kata Ustaz Roni.