Unta Nabi Saleh
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Saleh. Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.’” (QS. al-A’raf [7]: 73)
Selain kemampuan menyimpan cadangan air dan memproduksi air susu yang banyak, mukjizat unta betina Nabi Saleh pun memiliki kelebihan lain. Ia mengandung secara azali tanpa melalui proses perkawinan terlebih dahulu.
Mengandung adalah sebuah istilah yang dikaitkan dengan kondisi rahim sang induk (betina) yang memiliki atau menyimpan janin (anak) di dalamnya. Dalam kurun waktu tertentu, janin ini tumbuh dan berkembang sampai tiba masanya dilahirkan. Begitu pun dengan unta betina mukjizat Nabi Saleh ini. Sang janin yang dikandungnya sedang tumbuh dan berkembang di dalam rahimnya.
Selain tercipta secara azali, apakah keistimewaan janin unta ini?
Pada tulisan sebelumnya, di Swadaya edisi lalu, disampaikan kaum Tsamud mendurhakai Nabi Saleh dengan membunuh unta betina ini melalui tangan sembilan pemuda yang diutusnya. Maka, kesembilan pemuda ini mengorganisir rencananya. Saat momen yang ditentukan tiba, mereka segera menyergap unta itu dan langsung menyembelih (memutilasi)-nya.
Unta betina mukjizat Nabi Saleh pun meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari sergapan kesembilan pemuda tadi. Namun sergapannya begitu kuat dan serempak membuat unta Nabi Saleh tak berdaya (disembelih dan dimutilasi). Dalam kondisi demikian, janin (anak unta) yang ada dalam kandungannya tiba-tiba bergerak dengan cepat, berdiri, dan segera berlari meninggalkan kerumunan. Lalu ditemukanlah batu besar sehingga anak unta bisa bersembunyi dengan aman. Ibnu Katsir dalam Kitab Qishasul Anbiya-nya tidak menyebutkan kesembilan pemuda itu mencari, apalagi menemukan anak unta itu. Dengan demikian, kisah unta Nabi Saleh berakhir di sini.
Hal inilah yang menjadikan kisah unta Nabi Saleh semakin istimewa, yaitu kemampuan anak untanya. Bila anak unta umumnya butuh waktu yang cukup untuk tumbuh dan berkembang sampai akhirnya bisa berdiri, berjalan, dan berlari, maka anak unta Nabi Saleh tidaklah demikian. Walaupun lahir belum waktunya (yaitu dalam keadaan darurat karena induknya disembelih dan dimutilasi), namun mampu memberikan respons yang cepat yaitu berdiri, berjalan, bahkan berlari menjauhi kerumunan sehingga mampu mencari tempat persembunyian untuk mengamankan dirinya.
Kisah ini bukanlah cerita fiktif yang bisa didramatisir penulis. Namun, kejadian nyata yang Allah sengaja tunjukkan agar manusia mendapatkan pelajaran sekaligus peringatan besar. Ada pun hikmah yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini adalah:
- Unta betina yang sedang mengandung menggambarkan Allah senantiasa memenuhi kebutuhan manusia. Kaum Tsamud saat itu menjadikan unta sebagai kendaraan dan mengambil daging serta air susunya sebagai bahan makanan.
- Anak unta yang (walaupun belum waktunya lahir) bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari sehingga bisa mengamankan dirinya menggambarkan rencana Allah sangat komplet dan dinamis, sehingga di saat ada makhluk-Nya (manusia) yang memilih tidak sesuai dengan skenario-Nya (katakanlah plan A), namun Allah menetapkan skenario lain (yaitu plan B, C, dan seterusnya), sehingga tidak ada manusia yang mampu keluar apalagi menentang skenario-Nya.
Atas kedua hikmah tersebut, sepatutnya jika kita hanya memegang teguh dan beramal sesuai dengan apa yang Allah tunjukkan dan tetapkan kepada kita. Pun kita bersyukur karena Allah (sebagai Pencipta yang memiliki kehendak atas ciptaan-Nya) dengan segenap kekuasaan-Nya mengawal agar manusia sesuai dengan fitrah (maksud dan tujuan) penciptaan-Nya. Semoga kita mampu menjadi pribadi yang mudah untuk diarahkan sesuai kehendak-Nya. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin. [Ustaz Edu ]