Tragedi Karbala dan Wafatnya Cucu Nabi

DAARUTTAUHIID.ORGTragedi Karbala merupakan peristiwa perang dan kesyahidan Imam Husain as bersama sahabat-sahabatnya melawan pasukan dari Kuffah, yang terjadi pada 10 Muharram 61 H/680 di bumi Karbala. Di mana mereka berperang melawan Yazid, khalifah kedua bani Umayyah.

Tragedi Karbala merupakan peristiwa sejarah Islam yang paling menyayat hati kaum muslimin, terkhusus orang-orang Syiah. Mereka setiap tahun pada peringatan haulnya mengadakan acara duka begitu besar dan menyeluruh.

Peristiwa ini bermula dari wafatnya Muawiyah (15 Rajab 60 H/679) dan awal mula pemerintahan anaknya, Yazid sampai berakhir dengan dipulangkannya para tawanan Karbala ke Madinah.

Hakim Madinah bersikeras mengambil baiat dari Imam Husain untuk Yazid. Karena Husain bin Ali tidak mau memberi baiat kemudian ia pun pergi dari Madinah ke Mekah.

Imam Husain as menetap di Mekah sekitar 4 bulan. Dalam jangka waktu ini surat-surat undangan warga Kuffah sampai ke tangan beliau.

Dengan memperhatikan kemungkinan dirinya akan dibunuh oleh antek-antek Yazid dan adanya undangan orang-orang Kuffah, Imam as pada hari ke-8 Dzulhijjah meninggalkan Mekah menuju Kufah.

Sebelum sampai di Kuffah, beliau mengetahui pengkhianatan orang-orang Kuffah dan kesyahidan Muslim bin Aqil yang diutusnya untuk menyelidiki situasi dan kondisi di sana.

Setelah Hur bin Yazid menutup jalan untuk Imam as, beliau pergi menuju Karbala dan di sana beliau berhadapan dengan pasukan Umar bin Sa’ad. Umar bin Sa’ad diangkat sebagai komandan perang oleh Ubaidillah bin Ziyad.

Dua pasukan itu berperang sengit pada 10 Muharram atau hari Asyura. Dalam perang ini, Imam Husain, saudaranya Abbas bin Ali as, anaknya yang berumur 6 bulan Ali Ashgar, 17 orang dari bani Hasyim dan lebih dari 50 orang dari sahabat-sahabatnya meneguk cawan syahadah.

Sebagian penulis memandang kronologi kesyahidan Syimr bin Dzil Jausyan sebagai pembunuh Imam Husain Alaihi Wassalam.

Para bala tentara Umar bin Sa’ad menginjak-injak jasad para syuhada dengan kaki-kaki kuda mereka. Sore hari Asyura, pasukan Yazid menyerang kemah-kemah orang-orang yang ditinggalkan pasukan Imam Husain as dan membakarnya.

Orang-orang Syi’ah menamakan malam ini dengan “malam keterasingan” (malam Ghariban). Karena sedang sakit, Imam Sajjad as tidak ikut berperang, dan bersama Sayyidah Zainab sa, seluruh kaum wanita dan anak-anak kecil menjadi tawanan pasukan Kuffah.

Para pasukan Umar bin Sa’ad menancapkan kepala-kepala para syuhada di ujung tombak, dan bersama para tawanan dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad di Kuffah, dan dari sana dibawa ke hadapan Yazid di Syam. (Arga)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG

(Sumber: Ahmad bin Yahya al-Baladzuri, Ansab al Asyraf, jld. 3, hlm. 411)