Tonggak Peradaban Islam, Nazhir: Sentranya Adalah Wakaf

DAARUTTAUHIID.ORG | BANDUNG – Wakaf menjadi filantropi terbesar umat Islam karena keberadaannya menjadi penopang jayanya sebuah peradaban.

Bertajuk Wakaf Tonggak Peradaban, ustadz Fahruddin memaparkan materinya terkait wakaf pada kajian MQ Pagi (22/11/2023).

Keberadaan wakaf tak dapat terpisahkan dengan terbentuknya sebuah peradaban. Rasulullah menjadi orang pertama yang mempraktekkan amalan berwakaf.

“Rasullah yang pertama kali melakukannya, Rasulullah mencontohkan dua hal dalam berwakaf, yaitu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membangun peradaban yang diawali dengan membangun masjid,” terang ustadz Fahrudin.

Masjid yang menjadi prioritas dalam membentuk peradaban Islam berkolaborasi kuat dengan peran wakaf sebagai sentranya.

Keberadaan wakaf menjadi pendukung operasional masjid berikut kegiatan-kegiatan yang berada di dalamnya, baik beribadah, menuntut ilmu hingga bermusyawarah.

Manfaat Wakaf yang meluas dan tak terbatas, menjadikan wakaf berperan besar dalam pembangunan sebuah peradaban, mulai dari infrastuktur hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Selain masjidnya ada, kegiatan-kegiatan dalam masjid tersebut yang harus di suport dengan dukungan yang baik, sehingga rasulullah memilah sahabat yang fokus sesuai bidang keahliannya (untuk mengelola masjid dan memberdayakan sahabat dan jama’ah di dalamnya),”ujar Nazhir DT itu.

“Ketika semua berbagi peran dengan baik dan melakukan peran dengan baik, maka generasi di zaman Rasulullah, zaman sahabat dan tabiin terus berkembang, centranya adalah wakaf.” imbuhnya.

Lebih lanjut ustadz fahrudin menyampaikan, bahwa untuk membangun peradaban tidak hanya satu dua orang saja, tetapi semua orang dapat terlibat dengan perannya masing-masing.

“Semuanya bisa terlibat, yang Allah beri harta maka berkontribusi melalui harta yang Allah berikan salah satunya dengan wakaf.

Orang yang berwakaf kata ustadz, nilai pahalanya akan terus bertambah. Wakaf merupakan pilihan yang sangat efektif ketika membangun peradaban, karena nilainya tidak pernah berkurang.

Menjadikan Al-Quran dan sunnah sebagai pedoman utama, ponpes DT meneladani konsep Rasulullah dalam membangun sebuah peradaban. Yakni dengan membangun masjid.

Tercatat, Masjid DT telah tersebar di tujuh titik wilayah Indonesia, diantaranya: Batam. Tangerang Selatan, Jambi, Kuningan, Lubuk Linggau, Bogor dan Bandung.

Ketujuh Masjid tersebut menjadi titik awal dibangunnya peradaban Islam berlandaskan ajaran Tauhiid yang terpadu dalam sebuah Kawasan Pesantren Daarut Tauhiid Indonesia (PDTI).

“DT memulai membangun pesantren dengan membangun masjid, ini merupakan ittiba’ kepada Rasul yang mebangun masjid quba kemudian membangun masjid nabawi. Masjid bagi umat Islam adalah seperti air bagi ikan.” ungkap ustadz Fahrudin.

Terakhir, ustadz Fahrudin mengajak audiens untuk menggalakkan budaya berwakaf, salah satunya dengan wakaf masjid.

“Yuk kita bangun rumah Allah, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, barangsiapa yang membangun rumah Allah maka Allah bangunkan baginya rumah di dalam surga,” jelasnya (Noviana)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG