Tobat adalah Jalan Keluar
Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Setiap anak Adam pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertobat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sungguh tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan, khilaf, atau dosa. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Hampir setiap hari manusia melakukan perbuatan salah, baik yang disadari atau pun tidak disadari. Oleh karena itulah Allah Ta’ala memberikan jalan kepada manusia untuk senantiasa membersihkan diri dari noda-noda dosa. Jalan tersebut bernama tobat.
Tobat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan jalan menunaikan ketaatan terhadap-Nya serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kekufuran. Jadi di dalam tobat itu terdapat tiga komponen, yakni kembali kepada Allah SWT, menunaikan perintah-Nya, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Tobat itu bagaikan pintu gerbang bagi setiap orang untuk mendapatkan jalan keluar bagi setiap permasalahan yang dihadapinya. Tobat pun adalah pintu utama yang bisa mengantarkan seseorang kepada peningkatan kualitas diri di hadapan Allah Ta’ala. Tobat adalah jalan pertama yang harus dilalui seseorang yang mendambakan kedekatan dengan-Nya.
Lupa, salah, dan khilaf adalah bagian dari sifat kemanusiaan kita. Karena sebagaimana sabda Rasulullah saw bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Ketika kita kesal pasti menggerutu. Ketika putus asa menimpa, maka kita sering kali juga mengeluh terhadap keadaan yang ada. Sedangkan sikap-sikap seperti itu adalah sikap seorang makhluk yang seperti tak mengakui dirinya memiliki Sang Pencipta. Sikap yang seolah tak ada tempat untuk berlindung dan memohon, maka bertobatlah.
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang melazimkan istighfar, maka Allah akan memberikan padanya jalan keluar di setiap kesempitan, penyelesaian dari setiap kegundahan, dan diberikan rezeki dari jalan yang tidak diduga-duga.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dan Hakim).
Ketika kita mengendarai mobil, kemudian cuaca di luar sedang hujan deras. Ternyata alat pembersih kaca atau wiper rusak sehingga air yang membasahi kaca pun menghalangi pandangan kita. Jalan menjadi tidak terlihat dari dalam, maka apakah yang akan kita rasakan? Tentu kita akan resah dan cemas. Mengapa dalam kondisi tersebut kita gelisah? Apakah gelisah karena tidak ada jalan ataukah gelisah karena kita tidak bisa melihat jalan. Tentu jawabannya adalah karena kita tidak bisa melihat jalan. Karena jalan itu ada, hanya saja kita tidak bisa melihatnya.
Oleh karena itu langkah yang harus kita lakukan adalah membersihkan kaca. Karena jika kaca bersih maka kita bisa melihat jalan dengan jelas. Gelisah pun akan sirna dari hati karena kita merasa yakin akan sampai ke tujuan dengan nyaman dan selamat.
Demikianlah hidup kita. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mempersiapkan jalan keluar bagi setiap ujian kehidupan kita. Hanya saja noda noda-dosa menghalangi pandangan hati kita untuk bisa melihat jalan keluar itu. Allah SWT berfirman:
كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ﴿المطففين : ۱۴
Artinya: “Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. al-Mutaffifin [83]: 14).
Maka dengan tobat, noda-noda dosa itu bisa dibersihkan. Semakin banyak kita bersungguh-sungguh dalam bertobat, semakin bersih pula noda-noda dosa yang pernah kita perbuat. Keinginan untuk menjadi pribadi yang baik dan kuat memang membutuhkan perjuangan sungguh-sungguh. Mujahadah tersebut harus dilakukan secara disiplin dan terus-menerus tanpa kenal menyerah. Begitu pula dengan kebiasaan kita dalam bertobat dan beristighfar. (KH. Abdullah Gymnastiar)