Tips Menjadi Orang Bahagia dan Amal Sholeh Diterima
DAARUTTAUHIID.ORG | Apakah seseorang itu bahagia karena popularitas? Apakah bahagia karena harta? Apakah bahagia itu karena jabatan dan kedudukan? Apakah bahagia karena memuaskan hawa nafsu syahwat seperti berzina? Maka jawabannya tidak. Kebahagian itu seperti yang digambarkan dalam surat An-Nahl ayat 97 yang artinya:
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am)
Semua orang akan diberi dunia oleh Allah, yang sholeh atau yang tidak sholeh. Namun, tidak semua orang yang diberi dunia merasa bahagia, karena kebahagian bagi orang yang beriman adalah sibuk melakukan amal sholeh. Agar amal sholeh itu diterima maka syaratnya hanya 2, diantaranya adalah:
Pertama, niatnya benar-benar ikhlas karena Allah Ta’ala. Makin ikhlas maka makin bahagia, makin tidak ikhlas maka makin tidak bahagia. Kalau sama sekali tidak ikhlas maka bisa dipastikan tidak bahagia.
Kedua adalah caranya, kalau niat sudah betul tapi caranya salah, maka tidak akan menjadi amal shaleh. Kalau caranya benar tapi niatnya salah, maka tidak akan menjadi amal sholeh juga. Contohnya, kalau menghafal Al-Quran niatnya agar dikagumi orang sebagai hafizh, maka dijamin tidak akan bahagia meskipun Al-Qur’an. Orang yang berangkat haji, niatnya biar punya gelar haji, walaupun proses melaksanakan hajinya benar, maka tidak akan diterima. Begitu juga bagi orang yang dermawan, bersedekah membangun masjid kemudian masjidnya terbangun, maka tidak akan diterima kalau niatnya salah.
Jadi setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia ini niatnya hanya satu, yaitu untuk Allah Ta’ala semata. Sebagaimana tergambar dalam doa sholat yang kerapkali kita bacakan dalam Surat Al An’am ayat 162:
“inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil-‘alamin”. Artinya: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Kita bekerja dengan baik, amanah, dan penuh tanggungjawab bukan sekedar takut dengan atasan, akan tetapi sudah menjadi kewajiban sebagai seorang muslim dan karena ada rasa takut kepada Allah. Semoga dengan kita memperbaiki niat dan cara kita beramal, membuat kita semakin bahagia dan dekat Allah Ta’ala. (KH. Abdullah Gymnastiar)