Tips Coach Ridwan Abadi Kembangkan TO DT
Pengembangan Toko Online (TO) Daarut Tauhiid (DT) terus diupayakan agar bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Untuk pengelolaannya, para pengurus TO DT dilatih oleh praktisi profesional agar bisa berkembang. Dalam salah satu pelatihan yang diunggah di kanal Youtube yang dihadiri Ketua Yayasan DT Gatot Kunta Kumara dan Direktur Wakaf Jakaria Goro, Coach Ridwan Abadi EO Emas Group mengatakan, ada beberapa tips dalam mengembangkan penjualan online.
Menurutnya berdagang secara online adalah satu langkah menguasai pangsa pasar di kemudian hari. In karena online sudah menjadi alat memenuhi kebutuhan hidup orang banyak. Bahakan, generasi yang mendatang akan menjadikan online sebagai salah satu alat bantu.
“Harus masuk ke dunia digital, karena pasar atau konsumen sudah bergeser ke digital. Barang kecil pun sudah ada di online. Ke depannya para pengusaha harus belajar dunia online. Generasi saat ini saja sudah menjadikan online sebagai jadwal harian, apalagi generasi yang akan datang,” katanya, Selasa (28/7).
Ridwan menyebutkan ada tiga langkah menguasai pangsa di online yang bisa dilakukan oleh TO DT. Pertama, riset. Riset, kata Ridwan terbagi dua hal yakni market dan problem. Market bertujuan menentukan pasar atau konsumen yang terlepas dari kata tren. Sedangkan problem merupakan pola untuk melihat kebutuhan konsumen. Artinya membidik kebutuhan atau persoalan yang sedang dialami dan diinginkan konsumen.
“Pertama riset market, membidik konsumen, jangan melihat tren karena usianya akan pendek. Dengan berdagang sayuran saya rasa itu merupakan salah satu penentuan pasar yang baik. Sebab targetnya perempuan atau ibu-ibu karena ini merupakan segmen yang besar,” katanya.
Ridwan kemudian melanjutkan, “Riset problem artinya membidik kebutuhan. 2019 fashion, 2020 kecantikan, nantinya harus dikembangkan ke keyword, karena nanti akan berpengaruh pada kebiasaan segmen menulis apa di google, maka keywordnya harus dikuasai. Ini akan berpengaruh pada progres per hari.”
Langkah kedua, spilit test, yaitu membuat konsep iklan yang sama. Hanya membedakan gambar dan diposting hari yang sama tapi di jam berbeda.
“Ini akan menunjukkan trafik yang bagus. Kita akan tahu mana yang paling efektif diminati masyarakat. Targetnya membidik iklan yang baik itu seperti apa, sehingga kita tahu standar iklan yang baik dan akan berpengaruh pada budgeting iklan,” katanya.
Ketiga, skel up, yaitu memilih pengeluaran budget iklan agar mengoptimalkan anggaran pengeluaran untuk promosi.
“Misalkan di iklan A bayar 100 ribu bisa menghasilakn 1 juta, sedangkan di iklan B dengan biaya yang sama kita bisa menghasilkan hanya 500 ribu. Ini akan mengefektifkan pengeluaran dalam berbisnis yang akan mudah untuk dikembangkan,” jelasnya. (Elga)