Tingkat Aborsi Tinggi, Bukti Pentingnya Pendidikan Seksual

DAARUTTAUHIID.ORGPerbuatan seks bebas bukan hanya sekedar tentang pilihan pribadi, ruang privasi, kesenangan, dan kenikmatan. Tetapi tentang dampak yang akan dirasakan dalam waktu yang lama menyerang psikologis seseorang.

Hal tersebut menjadi penyebab merebaknya kasus aborsi, yang berpotensi semakin bertambahnya penyakit menular akibat seks bebas yaitu HIV.

Persoalan aborsi makin hari semakin menyayat hati, ada 2 juta kasus aborsi pertahun terjadi di negeri yang dikenal menjunjung tinggi nilai budaya.

Bukan hanya menjunjung nilai budaya, tetapi negara yang berasaskan pancasila, ketuhanan yang maha esa.

Negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang sudah semestinya meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela.

Tapi sayang yang tak terhingga melihat tingginya permintaan aborsi. Bahkan bagi pegiat bisnis ini menjadi peluang yang bisa diuangkan dengan membuka jasa pengaborsian.

Kenapa begitu banyak yang melakukan aborsi? Karena banyak perempuan yang hamil diluar kesiapan mental.

Ketidaksiapan menjadi seorang ibu pada usia yang masih sangat remaja, pada umumnya usia masih 18 tahun atau lulusan SMA.

Mahasiswa yang hamil dan melahirkan juga sangat kecil kemungkinannya untuk menyelesaikan jenjang pendidikan mereka daripada rekan-rekan mereka.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

Dalam pasal 31 disebutkan bahwa aborsi diperbolehkan, dengan beberapa alasan, seperti, Kehamilan hasil dari pemerkosaan dan terdapat indikasi darurat medis.

Selain itu, aborsi hasil dari pemerkosaan hanya boleh dilakukan ketika janin masih berusia di bawah 40 hari. Setiap tahunnya, angka aborsi di Indonesia meningkat.

Bahkan, menurut laporan dari Guttmacher Institute, setiap tahunnya sekitar dua juta induksi aborsi dilakukan, termasuk cara aborsi sendiri.

Sayangnya, hampir sebagian besar wanita pada angka tersebut kurang mengetahui bahaya dibalik aborsi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan angka aborsi pada anak usia remaja di perkotaan terus meningkat.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja mengenai pendidikan seksual. perempuan yang melakukan aborsi di daerah perkotaan besar di Indonesia umumnya berusia remaja dari 15 tahun hingga 19 tahun.

Umumnya, aborsi dilakukan akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Peningkatan angka aborsi tersebut, katanya, disebabkan oleh meningkatnya angka pernikahan usia dini terutama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Selain itu, kegiatan seks bebas serta lemahnya pemahaman mengenai seks menjadi pemicu meningkatnya aborsi di Indonesia.

Oleh karena itu, seharusnya pendidikan seksual kepada anak-anak dan remaja tersampaikan dengan memperkuat pendidikan agama.

Pendidikan agama sangat diperlukan dalam perkembangan anak sebagai benteng dalam menghadapi masa depan.

Adapun pendidikan seksual dalam konteks ini adalah upaya untuk menjauhkan diri dari nafsu dan syahwat, dan mendekatkan diri pada Allah.

Pendidikan seks Islami ini sangat perlu dan penting untuk diajarkan pada umat Islam yang sesuai dengan perkembangan usianya, karena pendidikan ini menekankan pada hukum-hukum ajaran Islam dan moralitas seksual.

 Tidak seperti pendidikan seks barat yang lebih mementingkan pada gaya dalam berhubungan seks, seks bebas, tidak peduli dengan siapa saja harus berhubungan seks. (Arga)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG