Tiga Cara Menguasai Kelembutan Hati, Ini Tips Aa Gym
Hidup sesama manusia haruslah memiliki perasaan dan kepedulian terhadap orang lain. Apalagi, manusia sebagai makhluk sosial yang di dalam kesehariannya membutuhkan orang lain. Mungkin dalam lingkungan sekolah, kerja, di rumah, di setiap tempat kita akan bertemu dengan orang.
Karena itu, kadang terlintas di pikiran kita untuk peduli kepada orang lain terasa susah dan bahkan mungkin ada sebagian orang yang tidak pernah merasakan kepedulian itu. Bagaimana agar kita sebagai manusia memiliki hati yang lembut? Karena jelas, hal-hal ini pasti diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Pendakwah kondang KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menjelaskan bagaimana manusia bisa memperoleh hati yang lembut, yang artinya kita bisa peduli terhadap sesama dan dengan itu mengharap akan rida serta pahala dari Allah.
Dalam video di akun youtube Aa Gym Official, ia mengatakan dalam al-Quran Surah at-Taubah ayat 128, Allah berfirman, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Inilah tiga kunci agar hati lembut, yang bisa diambil dari ayat tersebut:
1. Peka.
Kita bisa peka terhadap situasi atau orang lain. Misalnya, melihat pedagang yang sedang berjualan dan belum laku. Dari sinilah bisa dimulainya, kita memiliki rasa empati. Dimana kita peka akan melihat penderitaan orang lain atau sesuatu, dengan adanya empati kita bisa memulainya. Kita sering merasa kasihan dengan orang yang statusnya dibawah kita, itu justru tidak apa apa. Inilah awal agar kita bisa peduli
Bahkan Aa Gym mengatakan, “Wasiat Rasulullah saw kepada Salman al-Farisi yaitu bergaulah dan cintailah orang miskin. Dan yang kedua lihatlah ke bawah, jangan melihat ke atas terus.” Menghidupkan hati seperti ini adalah langkah awal yang bisa kita lakukan.
2. Peduli/Menginginkan yang Baik untuk Orang Lain.
Seperti cerita Rasulullah ketika ada seorang Yahudi meninggal, beliau melihat peristiwa itu seperti menginginkan yang baik-baik untuk orang tersebut. Jadi, ingin ketika melihat seseorang itu berbuat lebih baik, lebih tahu akan sesuatu, ingin orang lain mendapat hidayah, orang lain bertobat. Yang penting ingin semuanya menjadi lebih baik. Inilah kunci yang kedua.
3. Aksi/Berbuat Baik.
Ini bisa kita contoh seperti Rasulullah lakukan, bagaimana tulus dalam melakukan sesuatu yang baik. Bagaimana kita tidak ingin dipuji, dikagumi ketika melakukan sesuatu. Namun, memang pasti kita punya naluri ingin dihargai.
“Itu adalah naluri yang sudah Allah simpan di hati kita. Tapi dominan tidak, tetapi jika sudah dominan ini yang berbahaya. Kalau sudah dominan kita sibuk ingin dipuji, dihargai maka bisa terjadi rekayasa perbuatan,” ujar Aa Gym.
Maka, dengan itu dalam keseharian kita cobalah untuk dilatih langkah demi langkah agar bisa mendapatkan hati yang empati, peduli, lembut terhadap orang lain. (Elga)