Tidak Dianjurkannya Tertawa Terbahak-Bahak Bagi Seorang Muslim
DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam Islam umat muslim tidak dianjurkan untuk tertawa secara berlebihan hingga terbahak-bahak. Meskipun tertawa merupakan bagian alami dari kehidupan manusia untuk menunjukan sebuah ekspresi bahagia dan menghilangkan rasa jenuh.
Islam senantiasa mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal tertawa dan bercanda. Terlalu banyak tertawa dapat mengeraskan hati dan melalaikan seseorang dari hal-hal yang lebih penting dalam kehidupan dan akhirat.
Lantas mengapa Islam melarang tertawa terbahak-bahak?
Sebuah buku yang ditulis oleh Hafidz Muftisany berjudul Adab Berdandan dalam Islam ia menyebutkan sebuah riwayat hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengimbau umatnya untuk tidak tertawa dengan terbahak-bahak. Isi hadistnya sebagai berikut:
“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Tirmidzi)
Tertawa adalah fitrah manusia yang dapat membawa kebahagiaan dan menghilangkan rasa jenuh. Islam tidak melarang umatnya untuk tertawa, namun segala sesuatu yang berlebihan, hingga terbahak-bahak.
Selain tertawa yang berlebihan dapat mengeraskan hati, tertawa juga dapat melalaikan dan melupakan seseorang kepada Allah Ta’ala serta urusan agama yang lebih penting. Selain itu, hal ini juga bisa memicu kedengkian, menyakiti perasaan orang lain, dan bahkan menghilangkan kewibawaan seseorang di mata orang lain.
Dalam sebuah riwayat lain menyebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat pun digambarkan pernah tertawa dan bercanda. Namun, tawa dan canda mereka tetap masih dalam Batasan tidak berlebihan hingga terbahak-bahak.
Dalam riwayat lainnya, Aisyah RadiyaAllahu ‘anhu menyatakan:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga tampak lidahnya, beliau hanya tersenyum.”
Hidup di dunia ini hanyalah bersifat sementara dan seharusnya dimanfaatkan untuk menanam bekal bagi kehidupan akhirat. Jika seseorang hanya sibuk bercanda dan tertawa tanpa memperhatikan keseimbangan, maka ia dapat kehilangan fokus terhadap tujuan hidup yang sesungguhnya.
Semoga kita dapat melatih diri agar senantiasa menjadi pribadi yang santun dan berwibawa dalam menjaga tawa yang tidak berlebihan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. (Arga)