Tetap Menuntut Ilmu meski Pandemi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini adalah salah satu bukti keutamaan menuntut ilmu. Berdasarkan hadis tersebut, bahkan Ibnu Rajab al-Hambali dalam Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam menyimpulkan menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga.
Mendengarkan Hadis
Namun karena sempitnya waktu dan kesibukan aktifitas sehari-hari, terkadang mempelajari ilmu khususnya ilmu agama menjadi hal yang sulit. Dibutuhkan komitmen untuk bisa menyeimbangkan keinginan menuntut ilmu dan mengumpulkan harta benda.
Oleh karena itu, saat-saat pembacaan hadis selepas salat Zhuhr dan ‘Ashar berjamaah di Masjid Daarut Tauhiid misalnya, selalu ditunggu para jamaah. Mereka bisa mendapatkan asupan ilmu praktis baru dari hadis-hadis yang dibacakan. Sehingga selepas salat ada satu hikmah yang bisa dibawa sebelum pulang atau kembali bekerja.
Hadis-hadis yang dibacakan sengaja dipilah berdasarkan tema-tema praktis seputar fadhilah ibadah dan akhlak. Hadis-hadis yang dibacakan ini banyak dihimpunkan oleh Syaikh Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi.
Bayangkan jika satu hadis yang didengarkan setiap selesai salat itu langsung mampu diamalkan untuk kehidupan sehari-hari, betapa luar biasanya dampak yang terjadi dari hal kecil tapi konsisten. Ini juga bisa menambal kegiatan menuntut ilmu kolektif yang terhambat selama pandemi.
Membaca Kala Pandemi
Karena bahaya penularan semasa pandemi Covid-19, memaksa kita meniadakan kegiatan berkumpul. Tidak luput kegiatan keislaman seperti pengajian. Banyak agenda menuntut ilmu yang biasanya pada kajian rutin pekanan, harus dihentikan sementara. Hal ini mendorong kita untuk menemukan alternatif pengganti agar asupan ilmu dan ruhiyah tetap bisa terjaga.
Salah satu siasat yang bisa dilakukan selain mendengarkan ceramah adalah dengan membuat jadwal membaca buku. Sebab buku atau kitab adalah perpanjangan tangan ilmu para alim. Dengan membaca karya-karya ulama, sesungguhnya kita tengah menyelami pemikiran dan kedalaman ilmu mereka. Sebab kesungguhan para alim dan pengorbanan mereka telah melahirkan karya-karya yang manfaatnya melebihi umur biologis semata. Semuanya masih bisa kita rasakan hingga saat ini.
Persiapan Membaca
Sebelum memilih untuk membeli buku baru, mulailah dengan membaca buku-buku yang selama ini hanya dibiarkan berdebu di lemari. Tak lupa perhatikan adab membaca buku, sehingga keberkahan ilmu itu bisa maksimal didapatkan. Awali membaca buku dengan basmalah, sebab masyhur keterangan bahwa dengan asma Allah, kegiatan membaca kita akan diberikan ketenangan dan keasikan, serta dijauhkan dari kebosanan.
Selain itu selingi kegiatan membaca dengan hal yang menyenangkan hati, seperti makan atau minum, sehingga kegiatan membaca tidak terasa melelahkan dan menimbulkan kantuk. Ambil catatan kecil atas apa yang kita dapatkan selama membaca. Ini sangat berguna untuk menguatkan pemahaman dari buku yang dibaca.
Tempat membaca pun bisa dipilih yang memberikan kenyamanan. Jika perlu keheningan, maka ambilah waktu menyendiri di bilik pribadi atau ruang kerja. Ada pun kalau kita lebih suka membaca sembari menghirup udara segar, halaman dan teras rumah bisa menjadi pilihan. Selamat membaca. (Gian)