Ternyata Jihad Ada Tingkatannya, Apa Saja?
DAARUTTAUHIID.ORG — Setiap umat Islam sesungguhnya memiliki kewajiban untuk berjihad, baik jihad untuk diri sendiri maupun kepentingan bersama. Di dalam Al Qu’an dan Hadits disebutkan bahwa ada empat tingkatan jihad dalam Islam.
Sebelum mengetahui tingkatan jihad dalam Islam, maka kita perlu memahami kata jihad itu sendiri. Jahd biasanya diartikan dengan sungguh-sungguh atau kesungguhan, letih atau sukar dan sekuat-kuat. Adapun kata juhd diartikan dengan kemampuan, kesanggupan, daya upaya dan kekuatan.
Kata jihad asal katanya dari kata kerja jáhada – yujâhidu, yang artinya mencurahkan daya upaya atau bekerja keras.
Pengertian ini pada dasarnya memberikan penjelasan mengenai perjuangan keras atau upaya maksimal yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu dan menghadapi sesuatu yang mengancam dirinya.
Ada pun empat tingkatan jihad dalam Islam menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi, di antaranya ialah:
Jihad Menghadapi Nafsu
Melawan atau mengendalikan hawa nafsu bukanlah sesuatu yang mudah, karenanya dibutuhkan sebuah perjuangan yang keras.
Berjuang dengan hati yang sungguh dalam melawan hawa nafsu untuk mendapatkan hidayah dan kebenaran agama.
Ibnu Qayyim menerangkan bahwa tidak ada kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat kecuali dengan mengejar hidayah dan kebenaran agama. Jika kedua hal tersebut hilang maka akan mengalami penderitaan di dunia maupun di akhirat kelak.
Jihad Melawan Setan
Yaitu jihad untuk melawan keraguan yang dibisikkan setan di dalam hati dan jihad melawan bisikan setan berupa keinginan untuk melakukan kemaksiatan.
Jihad Melawan Orang-Orang Kafir dan Orang Munafik
Jihad melawan orang-orang munafik dan orang-orang kafir ada empat tingkatan. Yaitu dengan hati, lisan, harga, dan jiwa.
Jihad melawan orang-orang kafir dianjurkan dengan memakai tangan (kekuatan atau kekuasaan), sedangkan jihad melawan orang-orang munafik diutamakan dengan memakai lisan, argumen, atau penjelasan.
Jihad Melawan Kedzaliman
Jihad melawan orang-orang yang berbuat kemungkaran, dzalim, dan bid’ah sekalipun. Di antaranya bisa dengan tangan, lisan, dan dengan hati, sesuai dengan kesanggupan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda dalam sebuah hadits:
“Barang siapa yang sudah meninggal dunia namun dirinya belum pernah berjihad dan belum pernah berniat untuk berjihad maka dia meninggal seperti orang munafik, karena dia memiliki sifat yang serupa dengan sifatnya orang munafik.”
Jadi sebetulnya makna jihad sendiri tidak selalu identik dengan peperangan mengangkat senjata melawan musuh Islam, memang itu juga salah satu bagian dari jihad.
Namun, dengan kita bersungguh-sungguh dalam mencari kebaikan, menyebarkan kebaikan, insyaAllah itu juiga merupakan bagian dari berjihad.
Semoga dengan mengetahui tingkatan jihad dalam Islam, kita bisa berjuang untuk diri sendiri dan agama Allah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. (Arga)
Redaktur: Wahid Ikhwan