Tausyiah Aa Gym: Belajar Tawakal dan Ikhtiar dari Praktik Sa’i
DAARUTTAUHIID.ORG — Praktik Sa’i dalam ibadah haji merupakan lambang ketawakalan seorang hamba kepada Alloh Ta’ala. Siti Hajar ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihi salam ditengah gurun pasir yang tiada siapa selain anaknya yang masih kecil kala itu, sampai-sampai Siti Hajar memanggil-manggil suaminya, tapi Nabi Ibrahim tidak menoleh sedikit pun.
Namun, ketika Siti Hajar bertanya apakah ini perintah Alloh, Nabi Ibrahim pun menjawab “Iya”, maka Siti Hajar merasa yakin hatinya atas perintah yang sedang ditunaikan oleh suaminya.
Tidak mungkin Alloh memerintahkan sesuatu hal kepada hambanya tanpa dijamin hidup seorang hamba.
Akhirnya Siti Hajar berikhtiar mencari air ditengah kehausan dari bukit Sofa ke Marwa hingga tujuh kali naik turun, akhirnya air tersebut muncul dari bawah kaki Ismail.
Dari sini kita belajar bahwa kita perlu menyempurnakan ikhtiar dengan tawakal kepada Alloh.
Gigihnya kita ikhtiar tidak boleh menuhankan ikhtiar, sebaliknya yakinnya kita kepada Alloh jangan sampai kita meninggalkan ikhtiar. Begitulah indahnya Islam, keyakinan harus berdampak pada menyempurnakan ikhitiar.
Bertawakal kepada Alloh artinya berserah diri kepada-Nya, menyerahkan sepenuhnya kepada-Nya atas keberhasilan usaha. Setelah ia berusaha dan memantapkan satu ikhtiar, barulah ia bertawakal.
Bukanlah tawakal namanya apabila seorang menyerahkan keadaannya kepada Alloh tanpa usaha dan ikhtiar. Berusaha atau berikhtiar dahulu baru bertawakal menyerahkan diri kepada Alloh Ta’ala.
Kita tidak boleh bersandar pada proses ikhtiar kita, kalau Alloh sudah menentukan sesuatu maka terima dengan lapang dada, jangan berprasangka buruk atas takdir tersebut, karena Alloh maha tahu apa yang menjadi terbaik bagi hambanya.
Takdir tersebut merupakan wilayah Alloh buka wiilayah manusia. Kita mau diberi atau tidak, dikabul atau tidak, semuanya ada dalam takdir Alloh.
Bersabarlah didalam setiap proses ikhtiar yang kita lalui. Karena sesungguhnya setiap tahap demi tahap dalam proses adalah ladang amal saleh untuk kita.
Kita membutuhkan proses dan waktu. Jika semua kita lakukan dengan tergesa-gesa, yang terjadi justru malapetaka dan akan sia-sialah usaha kita. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan