Taubat yang Terasa di Hati
Ada nasehat dari seorang guru ketika saya diuji dengan badai. Itu diibaratkan seperti buah kelapa yang jatuh dari batangnya yang begitu tinggi, sudah jatuh kemudian dijambak sampai gundul, setelah itu digetok sampai terbelah, setelahnya diparut, kemudian terakhir diperas hingga mengeluarkan air. Bagaimana menghadapi hidup ini jika kita dihadapkan seperti kelapa? Apakah kita mampu bertahan dengan ujian yang begitu pahit tersebut?
Bagaimana agar kita bisa mengeluarkan air tobat yang sesungguhnya? Suara termedu dalam hidup ini adalah suara tangisan taubat kepada Allah Ta’ala. Salah satunya yang mesti kita lakukan untuk bertaubat adalah menyediri, diawali dengan mengambil air wudhu dan mengejarkan sholat sunah dua rakaat, kemudian merenungi dan mengevaluasi dosa-dosa maksiat yang pernah kita lakukan, dan terakhir membaca istighfar dan doa kepada Allah Ta’ala. Salah satunya bisa dengan membaca syaidul istigfar, yang isinya sebagai berikut:
Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR. Bukhari).
Meminta do’a kepada Allah agar dihapuskan segala dosa-dosa yang pernah kita lakukan dan memohon agar kita senantiasa dibimbing, dikuatkan dan istiqomahkan oleh Allah Ta’ala, karena pada dasarnya kita hanyalah makhluk yang lemah dan mudah terperdaya. Apabila dosa yang telah kita lakukan tersebut merupakan dosa yang besar, maka cara bertobat yang harus kita lakukan adalah dengan sholat tobat dan tidak mengulanginya lagi. Kita juga diharuskan untuk mengerti cara tobat dengan tulus dan sungguh-sungguh bila memang telah melakukan dosa besar seperti zina ataupun syirik. Agar kita selalu tahu bagaimana cara kita memohon ampun kepada Allah atas dosa yang telah kita perbuat. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)