Tantangan Dakwah Para Da’i dalam Menghadapi Era Digital
DAARUTTAUHIID.ORG — Dakwah dari masa kemasa mengalami berbagai tantangan hal ini menjadi motivasi para Da’i dalam meningkatkan kafasitas keilmuan, pengalaman serta menguatkan sistem kelembagaan.
Pada masa era digital ini, peningkatan penggunaan ilmu teknologi, komunikasi dan informasi merupakan salah satu tantangan dakwah yang harus dihadapi oleh para Da’i.
Pendekatan Dakwah yang selama ini dilakukan oleh para Da’i dengan cara Tabligh atau ceramah dengan pendekatan tekstual perlu dilakukan penyesuaian dengan mad’u atau objek dakwah dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Akhid Widi Rahmanto mengungkapkan bahwa dakwah tekstual hanya berpaku pada doktrin yang bersumber dari Alquran dan hadis saja, tapi belum menyentuh bagaimana implementasinya secara kontekstual di lapangan.
Oleh karena itu, Pelaksanaan dakwah secara kontekstual harus berusaha menyesuian dengan kondisi mad’unya serta media yang dapat digunakan untuk menunjang terlaksananya tujuan Dakwah.
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini mengalami peningkatan berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018 jumlah pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai 171,17 juta jiwa, yang didominasi oleh kalangan generasi milenial dengan rentan usia 15-19 tahun (Nabila, 2019).
Perkembangan ilmu teknologi, informasi dan komunikasi ini dewasa ini menjadi tantangan sekaligus anugrah yang harus dimanfaatkan oleh para Da’i dalam mensyiarkan agama Islam yaitu dengan cara menggunakan berbagai media mulai dari media cetak, media elektronik dan new media atau media sosial.
Dengan adanya media sosial ini pesan dakwah akan lebih tersebar luas secara efektif dan efisien serta cepat sampai ke masyarakat lebih luas, bukan hanya jamaah masjid saja tapi bisa lintas batas.
Dengan kemajuan teknologi ini para da’i harus siap up grade teknologi, bahasa atau pesan dakwah yang disampaikannya harus lebih bisa disesuikan dengan kondisi sekarang yaitu lebih gaul, mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, memotivasi bukan mengeksekusi, inilah pentingnya penguatan keilmuan dan input yang lebih banyak dan meluas.
Tantangan dakwah di era Digital ini bisa dianalisa berdasarkan sistem dan unsu-unsur dakwah sehingga akan mudah di petakan. Adapun sistem dakwah itu sendiri meliputi Input, Proses, output, lingkungan dan efek.
Seorang Da’i harus memilki input keilmuan, wawasan dan pengalaman dengan cara belajar, diskusi, searching di internet sehingga ini menjadi energi dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah tersebut, Proses dakwah yang dilakukan para da’i harus bisa melihat mad’u yang didakwahinya, materi yang harus disampaikannya, media yang akan digunakannya serta metode apa yang digunaknnya.
Output dari dakwah yang dilakukan oleh para da’i adalah tersampaikannya pesan-pesan dakwah dan adanya perubahan kearah perbaikan yaitu dakwah Ila Alloh, Lingkungan dakwah atau yang disebut medan dakwah ini para Da’i harus mampu mempetakan situasi dan kondisi jamaah yang menjadi objek dakwah.
Sehingga efek dari dakwah tersebut dapat terukur baik itu efek kognitif berupa adanya peningkatan pemahaman keilmuan yang berlandaskan tauhiid yang bersumbder dari al-qur’an, hadits, ijma dan kiayas para ulama.
Efek Afektif yaitu adanya peningkatan keyakinan berdasarkan ilmu, kesemangatan dalam mencari ilmu, kesemangatan dalam melaksanakan ibadah dan Efek Behavioral yaitu tercermin dari akhlak mulia. (Agus Mubarok, M.Sos)
Dosen Prodi Komunikasi & Penyiaran Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Daarut Tauhiid
Redaktur: Wahid Ikhwan