Tanda Qolbu Salim Tidak Haus Pengakuan

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Salah satu ciri orang yang memiliki qolbu salim yaitu selalu memikirkan apakah Allah ridho kepada saya. Hidupnya tidak ribet dengan penilaian orang lain, tidak diperlukan apakah seseorang menyukainya atau tidak, saya keren atau tidak, saya dikenal atau tidak.

Sama halnya ketika ia pergi ke sebuah majlis, tidak memikirkan banyak hal selain mengharap ridho dari Allah. Ia hanya meminta kepada Allah semoga apa yang ia kerjakan mendapat ridho  dari Allah sembari berdoa:

“Ya Allah aku beribadah kepadamu semoga engkau meridhoiku, aku belajar mengharap keridhoanmu ya Allah, aku berbakti juga kepada kedua orangtuaku hanya ingin mendapat ridhoi.”

Sayang sekali sedikit di antara kita yang sibuk mempelajari ilmu hati dan mengelola hati. Tidak sedikit orang yang menata rumah tetapi tidak menata hatinya. Banyak ibu-ibu sebelum tidur suka mencuci dan membersihkan wajah, tapi tidak sempat membersihkan hati sebelum tidur. Ada yang ingin punya rumah dan tanah yang  lapang, tapi tidak berusaha punya hati yang lapang. Ada orang yang ingin sekali kaya harta, tapi belum tentu ingin kaya hati.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam begitu hebat tetapi begitu tawadu. Setiap yang berjumpa dan bertamu padanya, itu selalu menganggap ‘wah saya pasti orang yang paling istimewa di mata Rasul”

Orang yang memiliki qolbu salim tidak memudahkan dan juga tidak mempersulit. Ini berbeda dengan orang kebanyak yang cenderung ingin memperpanjang atau mempersulit suatu persoalan.

Orang yang memiliki qolbu salim senantiasa menumbuhkan rasa sabar dalam dirinya. Kepada para suami untuk bersabar menghadapi istrinya. “Karena perempuan ini seperti tulang rusuk. Kalau dikerasi, patah. Kalau dibiarkan, tetap saja bengkok. Jadi sama istri itu harus disabarin, jangan dilawan.

Hati yang salim adalah cerminan akhlak seseorang, kita bisa melihat akhlak seseorang dari caranya meresepon sebuah masalah. Terkadang ada orang yang baik saat dipuji maupun dicaci, rusak akhlaknya. Jika orang sudah baik hatinya, kejadian apa pun, baik susah maupun senang, dia tetap akan baik. Akhlak datang dari hati. Jika hati sedih, semua akan tampak sedih. Jika hati gembira, semua akan tampak gembira. (Abdullah Gymnastiar)