Takut Istidraj, Pemuda Ini Mantap Jadi Santri APW DT
Pada Jumat (19/4) mendatang, para Santri Program Akhlak plus Wirausaha (APW) Angkatan ke 36, akan diwisuda. Oky (27), salah seorang Santri APW, lulusan salah satu universitas di Jakarta, mengutarakan kesan-kesannya. Santri yang merupakan putra pertama dari tiga bersaudara itu, telah mengetahui Pesantren Daarut Tauhiid (DT) sejak dulu.
“Saat masih SMP, ayah saya sering mengajak ke Pesantren DT. Kala itu, ayah saya mengikuti program pesantren dari tempat ia bekerja,’ katanya pada Ahad (14/4). Usai lulus kuliah pada Tahun 2014 lalu, ia sempat bekerja di sebuah bandara, mengurus expor dan impor. Walau pendapatan cukup, namun ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
“Sejak saya kuliah hingga saya bekerja, hidup saya terlalu condong terhadap kehidupan duniawi, yang sama sekali tidak ada Allah nya, dan saya terjebak di sana. Di saat itulah tiba sebuah moment yang menampar hati saya. Saat itu hati saya tergerak ingin berubah, dan ingin berhijrah. Lalu saya berbicara kepada ayah saya, bahwa saya ingin mengikuti program yang ada di DT,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan, walau akidah Islam sudah dipupuk sejak kecil dalam keluarganya, sejak ia kecil. Namun seiring waktu berjalan, banyak hal yang telah terlupakan. “Setelah saya menjalani jadi Santri APW, alhamdulillah saya banyak mendapat hikmah, memahami bahwa diri ini mempunyai tugas dari Allah sebagai khalifah, beribadah, dan berdakwah. Awalnya saya kepikiran ingin mengikuti Program Dauroh Qolbiyah (DQ), karena saya ingin waktu yang lama berada di Pesantren DT, maka ayah saya mengusulkan APW,” jelasnya.
Terakhir, ia pun mengajak kepada generasi muda, untuk tidak terjebak pada istidraj. “Segeralah berhijrah, jangan menunggu tua, karena kematian kita tidak tahu kapan datangnya,” pungkasnya. (Toni Antonius)