Survei Ungkap Kekecewaan Rakyat Palestina Atas Sikap Negara-Negara Arab Terhadap Gaza

DAARUTTAUHIID.ORG | GAZA — Dikutip dari The New Arab, Senin (24/3/2025), hasilnya menunjukkan kekecewaan yang meluas terhadap respons dunia Arab terhadap penghancuran Gaza oleh Israel.

Lebih dari dua pertiga warga Palestina tidak percaya bahwa negara-negara Arab dan Islam telah melakukan hal yang cukup untuk melindungi warga Gaza dari serangan Israel, demikian hasil jajak pendapat terbaru.

Survei yang dilakukan oleh Pusat Opini Publik Palestina (PCPO) ini mensurvei 1.500 warga Palestina yang tinggal di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel pada tanggal 5 hingga 15 Maret mengenai perkembangan terkini dalam konflik tersebut.

Rasa frustrasi sangat tinggi di Gaza, di mana hampir tiga perempat responden mengatakan bahwa respons Arab tidak memadai, sementara dua pertiga orang di Tepi Barat mengatakan hal yang sama.

“Secara historis, warga Palestina telwah melihat ke negara-negara Arab dan Islam untuk mendapatkan dukungan politik, diplomatik, dan material. Namun, ada persepsi bahwa banyak dari negara-negara ini telah memprioritaskan kepentingan geopolitik dan hubungan diplomatik di atas dukungan yang teguh untuk hak-hak Palestina,” kata Nabil Kukali, Presiden dan Pendiri PCPO, kepada The New Arab.

“Normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan Israel telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketidakpercayaan ini. Banyak orang Palestina melihat perjanjian-perjanjian ini sebagai tanda bahwa perjuangan mereka dikesampingkan demi kepentingan ekonomi dan strategis,” katanya.

Survei ini juga mengungkapkan kekhawatiran yang meluas bahwa Amerika Serikat dan Israel akan memindahkan secara paksa 2,2 juta penduduk Gaza.

Tiga perempat orang di Gaza dan lebih dari setengahnya di Tepi Barat mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap proposal Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk “mengambil alih” Gaza dan membangunnya kembali sebagai tujuan wisata mewah.

Trump pada bulan Februari mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menduduki Jalur Gaza setelah perang dan secara permanen mengusir penduduknya untuk membangun apa yang disebutnya sebagai “Riviera Timur Tengah”.**

Redaktur: Wahid Ikhwan

Sumber: Republika


DAARUTTAUHIID.ORG