Supaya Allah Menerima Amalan Kita
Supaya Allah Menerima Amalan Kita
Dalam Islam, setiap orang yang hendak melakukan ibadah harus mempunyai maksud sebelum melakukannya. Niat juga bisa menjadikan suatu perbuatan dinilai biasa atau berpahala. Jadi kita bekerja bukan untuk mencari uang, tapi kerja sebagai ibadah kepada Allah Ta’ala.
Demikian juga dengan mengurus keluarga, niatkan sebagai ibadah amal sholeh. Yang mencukupi rizki keluarga hanya Allah semata, bagaimana berumah tangga menjadi pendekat seseorang dan keluarganya kepada Allah. Demikian pula belajar atau kuliah. Kuliah bukan supaya mendapat gelar hebat, tapi perlu berilmu luas sebagai ibadah jika bisa memberikan manfaat juga kepada orang lain.
Syarat amal ibadah diterima Allah ada dua:
- Lillahita’ala.
Tugas manusia adalah ibadah dan melakukan amal sholeh, adapun terkait rezeki itu urusan Allah. Semuanya akan menjadi lebih nikmat jika selalu diniatkan untuk ibadah.
- Ittiba’ Nabi (bersesuaian dengan contoh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam).
Contoh Nabi itu ada yang dengan lisan, sikap, atau diamnya beliau. Ini bisa jadi sunnah Rasul. Sepanjang beliau tidak melarang, ini bisa jadi acuan aktivitas kita menjadi ibadah. Selain meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar, ada doa yang penting kita baca, yakni doa agar amal kita diterima:
“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127).
Jadi, kita jangan ragu-ragu untuk doa dulu dalam hal apapun karena semuanya dalam kekuasaan Allah. Allah tahu kita bergantung kepadaNya dan Dia juga tahu kita menyempurnakan ikhtiar. Misalkan jika anak ingin sholat maka ajarkan doa terlebih dulu. Seperti sekarang, kita didengar Allah, Allah tahu persoalan kita. Jadi doa dulu ke Allah, “Ya Allah, bangunkan anak ini.”
Misal nanti kita mau sepedahan, kita ga tahu apa yang akan terjadi. Maka sebelum berangkat, karena kita belum tahu apa yang akan terjadi, maka kita doa dulu tawakal:
“Bismillahi tawakkaltu ‘alAllah laa hawlaa walaa quwwata illaa billaah.”
Doa bisa mengubah dari satu takdir ke takdir lain. Jadi setiap saat, berdoalah. Ingin sesuatu, apa saja, berdoalah. Apa yang tidak ada dalam genggaman Allah? Semuanya dalam genggaman Allah. Banyak doa berarti banyak dzikir. Ngga papa doa terus aja. Dalam hal apapun terus berbisik kepada Allah. Semua apa yang ada dalam hati, pikirkan, mau apapun, mintalah dengan menggunakan bahasa apapun. Banyak-banyak berbisik ke Allah karena Allah Maha Dekat.
“Maka sesungguhnya Aku dekat.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)
Kemudian yang paling penting dari amal kita adalah diterima. Mau amal itu kecil pun, yang penting diterima dan Allah ridho, cukup. Keridhoan itu pada niat dan amal yang disukai Allah. Seperti belajar agama untuk mengetai perintah dan larangannya, sehingga seorang muslim bisa melaksanakan perintah-perintah Allah menjadi amal.
Sering-sering berdoa:
“Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antassamii’ul ‘aliim.”