SSG 38 Antusias Simak Tausiah Aa Gym dan UAS
Usai melaksanakan Salat Magrib berjamaah di Dome Sentral Lima, ratusan Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid (DT) Angkatan ke 38, diarahkan oleh Dadan Kurniawan, Kepala Pelatih SSG DT, untuk bergegas menuju lantai utama Masjid DT. Di sana, mereka yang sudah siap dengan alat tulisnya, antusias menyimak tausiah yang disampaikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan tamu istimewa yang malam itu berkunjung, yakni Ustaz Abdul Somad, Lc, MA, (UAS).
Pada kesempatan tersebut, UAS mengajak para santri SSG DT yang hadir, untuk bersyukur kepada Allah SWT, karena dapat berguru secara langsung kepada Aa Gym. “Duduk sejenak dengan orang berilmu, sama dengan duduk berhari-hari di perpustakaan. Jadi, duduk sejenak saya ini (bersama Aa Gym), telah berjilid-jilid kitab tassawuf, kitab tauhid dibaca. Maka, beruntunglah adik-adik yang diberikan oleh Allah taufik, kelapangan waktu, bisa duduk bersama para ulama, khususnya dengan Kiyai Abdullah Gymnastiar,” tutur UAS pada Sabtu (7/9).
Mendengar hal itu, Aa Gym langsung mengajak para santri, dan semua jamaah yang hadir, untuk mendoakan kebaikan dan keberkahan bagi sahabatnya, yakni Ustaz Abdul Somad. “Sahabat-sahabat, mari kita sama-sama doakan guru kita, Ustaz Abdul Somad, agar senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Sesungguhnya, ceramah itu mudah, yang sulit itu mempertanggungjawabkan ceramah yang disampaikan kepada Allah SWT. Makanya, ke ulama itu harus rajin mendoakan kebaikan dan keselamatan untuknya,” kata Aa Gym.
Selanjutnya, mereka berdua membahas tentang menghilangkan kemelekatan di hati, pada apa pun, siapa pun, kecuali pada Allah SWT. “Kenapa Umat Islam banyak yang belajar agama, tapi sikapnya tidak sesuai dengan ilmu yang didapat? Pertama, karena tidak sedikit orang cari ilmu agama hanya untuk duniawi. Kedua, ilusi ilmu. Merasa sudah mengamalkan, padahal belum. Sering berdebat tentang ilmu, padahal kelakuannya tidak cocok. Misal, dia ngomong, jangan suka ngomongin orang lain ya. Padahal dia sendiri suka berghibah,” jelas Aa Gym.
Ketiga, kata Aa Gym, banyak umat yang orientasinya amalan zahir. Seperti salat ke masjid, tapi hatinya tidak. Lalu, merasa puas dengan amalan zahir. “Yang lebih parah lagi, ia mengamalkan ilmu dengan ibadah, tapi bukan nambah saleh, tapi jadi penyakit hati. Jadi ujub, merasa penting, malah jadi ngotorin hati, nah ini paling bahaya,” lanjutnya.
Menyimak penuturan Aa Gym, UAS pun kemudian meminta saran, apakah ia harus membatalkan banyak jadwal untuk memberikan ceramah? Atau frekuensinya dikurangi? Aa Gym menyarankan agar UAS punya waktu me time, kurangi frekuensi, dan pergi ke mana pun UAS suka. Misalnya, silaturahmi dan diskusi dengan para ulama, atau pergi ke masjid dan ke tempat manfaat lainnya yang UAS sukai.
“Ujian bagi ulama itu, merasa lebih dari umat. Makanya kita harus banyak taubat, mohon ampun kepada Allah SWT. Lalu luangkan waktu untuk me time, untuk evaluasi diri. Sehingga kita punya rem, ketika hendak melakukan atau mengatakan hal-hal yang kurang baik. Saya juga begitu ustaz,” kata Aa Gym.
Selanjutnya, UAS membahas, bahwa Allah SWT memang akan menguji seorang hamba, siapa yang mendominasi hatinya? Makhluk? Atau Allah SWT. UAS pun kemudian menceritakan tentang kecintaan ibunya Nabi Musa a.s, pada putranya itu. Ada perasaan takut putranya itu dibunuh oleh Tentaranya Fir’aun, dan ada rasa khawatir, saat hendak menghanyutkan putranya itu ke sungai. Tapi, karena Allah SWT yang memerintahkan untuk menghanyutkan, ibu Nabi Musa a.s pun berusaha untuk ikhlas, dan yakin bahwa Allah SWT akan menjaga Nabi Musa a.s.
Maka, katanya, menghilangkan illah-illah di hati itu sangat penting bagi orang yang beriman. Baik itu penilaian makhluk, kecintaan kepada makhluk, ingin dikagumi makhluk, dan lain-lain.
Terakhir, Aa Gym dan UAS meminta didoakan oleh jamaah, agar senantiasa ada dalam perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. “Sahabat, harus sering mendoakan para guru ya. Mudah-mudahan kita semua ada dalam lindungan Allah SWT,” kata Aa Gym. (Cristi Az-Zahra)