[Spesial Hari Santri] Sejarah Adanya Hari Santri
[daaruttauhiid.org] – Awal mula munculnya hari santri tentunya tidak lepas dari jejak sejarah peran santri dan ulama dimasa lampau dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. Perlawanan kaum santri pada masa itu merupakan bentuk penerapan ilmu agama yang diajarkan oleh para Kiyai, Guru, Ulama pada masa itu.
Karena pada dasarnya membela dan mempertahankan tanah air merupakan salah satu ajaran Islam yang patut dijalankan, bahkan sampai saat ini. Kaum santri sesungguhnya bisa membuktikan bahwa kumpulan orang-orang yang biasanya hanya dikenal sebagai kumpulan yang mempelari agama saja, hanya mempelajari ilmu syariah saja.
Tetapi dengan adanya perlawan terhadap penjajah menjadi bukti bahwa belajar agama bukan berarti kita lupa menjadi pembela tanah air, berkontribusi terhadap negara dengan apapun yang dimiliki.
Asal Usul Hari Santri
Adanya perayaan hari santri sebetulnya sudah diperingati sejak dari 5 tahun yang lalu. Dimana pada waktu itu pada tanggal 15 Oktober 2015 bertempat di Masjid Istiqlal, pemerintah menetapkan adanya Hari Santri lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Dimana dalam Keppres tersebut ditetapkan bahwa setiap tanggal 22 Oktober merupakan Hari Santri.
Tapi mengapa dipilih tanggal 22 Oktober?
Tanggal 22 Oktober dipilih karena diambil dari adanya Fatwa ‘Resolusi Jihad’ oleh para Ulama dan santri dipenjuru daerah yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari. Saat itu KH. Hasyim Asy’ari mewajibkan kepada setiap Muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari para penjajah.
Hari Santri 2021 ‘Santri Siaga Jiwa dan Raga’
Mengutip dari laman resmi Kemenag, tema Hari Santri 2021 dirilis sejak Selasa (21/9) lalu di Kantor Kementerian Agama Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Efendi, Ketua Komisi VIII Yandri Susanto, perwakilan Kementerian/Lembaga, serta perwakilan ormas-ormas Islam hadir dalam rilis tema dan logo Hari Santri 2021.
Hari Santri 2021 mengangkat tema ‘Santri Siaga Jiwa dan Raga’. Tema ini sebagai bentuk pernyataan sikap santri di Indonesia agar senantiasa siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia.
Siaga Jiwa Raga juga diartikan sebagai komitmen seumur hidup santri untuk membela tanah air yang lahir dari sifat santun, rendah hati, pengalaman, dan tempaan santri selama di pesantren.
Sementara itu, Siaga Jiwa diartikan bahwa santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia. Makna ini diartikan bahwa santri tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak pemikiran dan komitmen terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia.
Siaga Raga diartikan bahwa badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk Indonesia. (Wahid)