SMA Daarut Tauhiid Putra Terapkan Blended learning
Blended learning (pembelajaran campuran) merupakan program pendidikan formal yang memungkinkan siswa belajar melalui konten dan petunjuk yang disampaikan secara daring. Adanya kebebasan dalam kemandirian atau pengaturan sendiri waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan belajar. Walau masih menghindari ruang kelas fisik, metode tatap muka ruang kelas tetap dikombinasikan dengan aktivitas menggunakan media komputer atau sejenisnya.
Hal ini disampaikan Dr Agus Kurniawan M.Pd, Kepala Sekolah SMA Daarut Tauhiid (DT) Putra. Agus menyampaikan ada perbedaan jika melaksanakan pembelajaran ketika kondisi pandemi melalui blended learning dibanding e-learning.
“Blended learning menurut kami lebih efektif karena kita memadukan kegiatan offline dengan online. Ditambah ini bisa membantu pengajar. Siswa tidak selalu belajar di depan laptop maupun gadget, tapi ada aktifitas yang juga bisa dipantau oleh orangtua,” ujar Agus ketika mengisi Inspirasi Pendidikan MQTV beberapa waktu lalu.
Metode pembelajaran campuran memiliki dua keunggulan ini, yaitu peluang pengumpulan data serta penyesuaian petunjuk dan penilaian. Sekolah yang menerapkan model pembelajaran campuran juga dapat mengalihkan sumber daya untuk memacu pencapaian siswa.
Agus menambahkan, arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) tentang Pembelajaran Jarak Jauh telah ditetapkan. Kebijakan ini harus didukung dengan kerja sama orangtua murid. Meski memiliki keunggulan, menurut Agus, blended learning tetap memiliki kendala atau permasalahan di lapangan.
“Mungkin ini pertama kali kita menerapkan blended learning. Ada kendala yang dihadapi. Provider telekomunikasi yang tidak stabil, lalu perbedaan zona waktu. Tapi kami yakin bisa melakukannya dengan bantuan orangtua murid yang selalu mendukung Pembelajaran Jarak Jauh ini,” kata Agus. (Eko)