Setiap Takdir Pasti Ada Hikmahnya
Orang yang stress adalah orang yang tidak menerima takdir Allah. Padahal kita semua berada dalam genggaman Allah dan Dia-lah yang mengatur apa yang ada dalam diri kita. Apa yang Allah takdir kepada kita pasti terjadi, baik kita ridho atau tidak ridho tanpa ada yang mampu menolaknya.
Jadi jika ada musibah yang menghampiri kita maka ambil hikmah dan pelajarannya, tidak semua musibah yang menimpa kita harus dipandang negatif atau buruk. Apa yang ditakdirkan Allah pasti yang terbaik bagi diri kita, karena Allah yang menciptakan manusia maka dia yang lebih mengetahui tentang diri kita, dan Allah lebih mencintai diri kita dibandingkan diri kita sendiri.
Kalau kita ditimpa atau diuji dengan sakit, maka jangan buru-buru untuk mengeluh dan menghakimi, boleh jadi sebagai penggugur dosa-dosa kita yang begitu banyak yang pernah kita lakukan. Dulu di zaman sahabat kalau sebulan tidak sakit merasa sedih, karena sakit bisa menggugurkan dosa para sahabat Nabi.
Meskipun kita diuji dengan satu musibah, namun perlu diingat bahwa banyak karunia atau nikmat Allah yang harus kita syukuri, jangan sampai dengan satu ujian atau cobaan membuat kita menjadi orang kufur. Syukurilah sesuatu yang menimpa kita, jangan membuat diri menjadi berat karena ketidakmampuan kita menerima takdir yang telah terjadi.
Apakah kita pernah mendengar teori genteng jatuh? Ketika seseorang keluar dari rumah, ditengah perjalanan ada genteng yang jatuh diatas kepalanya, sakitnya luar biasa yang ia rasakan. Kemudian orang tersebut merasa tidak terima atas kejadi tersebut. Lantas pertanyaannya jika orang tersebut tidak menerima atas apa yang menimpa dirinya, maka ia harus berbuat apa? Sedangkan kejadiannya sudah menjadi takdir dan takdirnya juga tidak bisa dikembalikan lagi.
Ada satu ayat dalam Al-Quran yang perlu kita ingat, pesan Allah Ta’ala yang begitu indah jika kita renungi:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Oleh karena itulah kita beriman kepada ketentuan-ketentuan Allah, untuk berusaha mencari hikmah dan kebaikan setiap takdir yang ditetapkan kepada kita. Sambil kita sabar menghadapi berbagai macam ketentuan-ketentuan yang memang telah Allah takdirkan kepada kita.