Setiap Perkataan Akan Dimintai Pertanggungjawaban
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Kita harus memastikan bahwa setiap perkataan kita harus disukai oleh Allah Ta’ala. Disukai Allah baik dari niat, perkataan, dan cara menyampaikan kata-katanya. Karena setiap perkataan kita akan didengar, dicatat, dan kemudian akan ada balasannya dari Allah Ta’ala. Berbicara itu memang muda bagi siapa saja, tapi mempertanggungjawabkan perkataan itu tidaklah mudah di sisi Allah Ta’ala.
Disebutkan dalam sebuah hadits di kitab Syarh Arba’in Nawawi hadits ke 15, Abu Hurairoh RadiyaAllahu ‘anhu berkata bahwasanya Nabi Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhir maka berkata baik atau diamlah..)”
Salah satu perkataan yang baik juga adalah tidak berbohong. Dalam bahasa Al-Qur’an disebut juga dengan “Qaulan sadidan” yaitu berkata yang benar. Bagaimana kalau kita menyampaikan sesuatu yang benar, tetapi orang lain menjadi tidak suka kepada kita? maka kata kuncinya adalah bahwa kita berbicara yang benar bukan untuk disukai oleh orang lain, akan tetapi kita berbicara benar untuk disukai oleh Allah. Makanya niatanya juga harus benar.
Allah menegaskan dalam Al-Quran yang berbunyi:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida –perkataan yang benar” (QS. 4:9)
Semua kebaikan diawali dari kejujuran, maka syarat untuk menjadi menjadi orang yang baik adalah menjad pribadi yang jujur. Bangsa kita tidak akan menjadi bangsa yang hebat, jika kejujuran tidak dijadikan sebagai pilar kehidupan. Ingatlah bahwa seluruh perkataan pasti akan dicatat dan tidak akan dilupakan! Allah Taala berfirman:
(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaf: 17-18). (KH. Abdul Gymnastiar)
___________________