Setiap Orang adalah Pemimpin
Bicara tentang pemimpin tentunya kita akan bicara tentang sosok yang memikul beban dan tanggung jawab untuk mengurus orang-orang yang dipimpinnya. Wajib bagi kita untuk belajar tentang ilmu kepemimpinan, karena setiap diantara kita sudah memiliki amanah untuk menjadi seorang pemimpin, tentunya dengan skala kepemimpinan yang berbeda. Karena sosok pemimpin tidak hanya sebatas menjadi tokoh publik seperti presiden, menteri, gubernur, walikota, dan sebagainya. Menjadi pemimpin adalah sebuah fitrah yang akan disandang oleh setiap manusia yang sifatnya bukan hanya sekedar jabatan saja.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar).
Walaupun secara jabatan kita tidak menjabat sebagai tokoh publik, tetapi kita harus tetap bisa memimpin diri sendiri karena sebenarnya setiap tindakan yang kita ambil dan kita tentukan adalah karena adanya kebijakan yang kita ambil terhadap diri kita sendiri. Kita bisa menjadi pemimpin yang buruk bagi diri kita jika kita selalu mengikuti hawa nafsu dan syahwat yang ada dalam diri kita. Tetapi kita juga bisa menjadi pemimpin yang baik bagi diri kita dengan cara kita bisa mengendalikan diri kita dari nafsu dan syahwat untuk berbuat dosa.
Menjadi pemimpin berarti bagaimana seseorang bisa mempengaruhi orang lain, sehingga mampu menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang sesuai dengan kehendak dan arahan pemimpinnya. Cara yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin untuk menggerakkan orang lain bisa dengan cara memotivasi dan memanipulasi.
Memanipulasi
Cara manipulasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk menggerakkan orang lain belum tentu mampu menggerakkan hati orang lain. Mungkin orang akan bergerak untuk untuk mencapai suatu tujuan, tetapi belum tentu orang tersebut bergerak sesuai dengan kata hatinya atau keikhlasannya. Jadi bisa saja orang lain patuh kepada seorang pemimpin karena imbalan yang didapat atau dengan ancaman. Jadi orang lain bisa patuh, tetapi yang patuh hanyalah lahiriyahnya saja.
Memotivasi
Pemimpin yang baik adalah ia yang mampu menggerakkan orang lain dengan cara memotivasi agar orang lain bisa bersemangat dan lebih baik dalam mencapai suatu tujuan bersama, dengan menggerakkan segala aspek yang ada dalam diri orang lain agar mampu memaksimalkan dalam menjalankan peran masing-masing orang. Maka motivasi adalah salah satu cara yang digunakan oleh pemimpin agar orang lain mampu bergerak untuk mencapai tujuan bersama dan orang tidak hanya akan patuh secara praktek saja, tetapi hatinya juga akan patuh sesuai dengan motivasi pemimpinnya.
Jika kita tarik ke dalam proses kepemimpinan sehari-hari. Bagaimana seorang ayah atau suami bisa menjadi pemimpin yang baik bagi anak-anak dan istrinya, bagaimana seorang istri bisa menjadi pemimpin bagi anak dan urusan rumah tangganya, begitupun yang lainnya dengan peran masing-masing yang pasti dimiliki oleh setiap orang. Oleh karena itu Nabi Muhammad telah banyak mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi pemimpin yang ideal, baik itu untuk diri sendiri, untuk keluarga, lingkungan, bahkan bagi umatnya dengan skala yang besar. Kita bisa mencontoh kepemimpinan beliau melalui hadits-hadits atau buku-buku yang banyak menceritakan tentang kehidupan beliau. (Wahid)