Setiap Kejadian dalam Genggaman-Nya
Segala puji hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya pula kita memohon perlindungan dari berbagai bentuk keburukan. Semoga Allah Yang Maha Kuasa atas segala kejadian, senantiasa melimpahkan petunjuk-Nya sehingga kita tidak tergolong orang-orang yang tersesat. Dan, semoga Allah Yang Maha Penolong memberi kita pertolongan, sehingga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang selamat di dunia dan akhirat.
Saudaraku, tidak ada satu pun kejadian di alam semesta ini, baik itu yang dalam pandangan kita kejadian besar maupun kecil, melainkan pasti semua terjadi atas izin Allah. Detak jantung yang tidak bisa kita atur sendiri, aliran darah di dalam urat-urat di tubuh kita yang tidak bisa kita atur sendiri, peredaran bintang-bintang di angkasa, pasang surutnya air laut, perputaran siang dan malam, seluruh kejadian mutlak ada dalam kekuasaan Allah SWT.
Karena Allah yang menciptakan alam ini, Allah yang memiliki seluruhnya, Allah yang mengaturnya, Allah yang memeliharanya, semua dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali).’” (QS. al-Baqarah [2]: 156)
Demikian halnya dengan berbagai peristiwa yang tidak kita harapkan, tidak kita sukai, tidak kita inginkan yang terjadi di dunia ini, semua itu adalah mutlak ada dalam kekuasaan Allah. Semuanya terjadi mutlak atas izin Allah. Betul memang bahwa banyak sekali peristiwa yang syariatnya terjadi karena dipicu oleh ulah makhluk, tetapi yang mengizinkan semuanya terjadi tetaplah Allah.
Allah SWT memberikan manusia kemampuan untuk menentukan pilihan, setelah sebelumnya memberikan keterangan yang jelas dan terang-benderang mengenai mana hal yang Allah ridai dan mana yang tidak Ia ridai. Jika manusia memilih hal yang Allah ridai, maka pastilah kebaikannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Demikian pula jika manusia memilih yang tidak Allah ridai.
Allah berfirman, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS. al-Israa [17]: 7)
Dalam ayat-Nya yang lain Allah SWT berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. al-Baqarah [2]: 286)
Setiap orang tentu saja mendambakan kehidupan yang tenang, nyaman, dan aman. Terpenuhi segala keperluan, senantiasa mendapatkan keselamatan. Namun, setiap orang tentu tidak bisa benar-benar menghindarkan dirinya dari berbagai resiko kejadian yang tidak ia harapkan, karena demikianlah hidup di dunia ini. Senantiasa ada suka dan duka, ada siang dan malam, ada sedih dan gembira.
Kejadian demi kejadian yang terjadi tanpa kita harapkan dan tidak kita sukai biasanya kita sebut sebagai musibah. Dan, musibah adalah salah satu dari tanda kebesaran Allah SWT, karena seluruh apa yang ada di alam semesta ini, benda maupun peristiwa, adalah mutlak ada dalam kekuasaan-Nya.
Jadi, menyadari musibah sebagai tanda kebesaran Allah adalah salah satu ikhtiar kita memahami hakikat musibah. Apakah musibah itu adalah ujian, peringatan, atau azab dari Allah. Dan saat kita sudah memahami hakikat musibah tersebut, maka kita akan bisa menyikapinya dengan tepat. Insya Allah. (KH. Abdullah Gymnastiar)