Sering ke Pengajian tapi Akhlak semakin Turun, Ini Kata Aa Gym
Pertanyaan-pertanyaan unik dan menarik sering mewarnai tausiah Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH. Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym. Tak jarang setiap pertanyaan menjadi bahan materi yang diceramahkan olehnya. Seperti yang pertanyaan yang ada dalam salah satu tausiah Aa Gym dan menjadi materi ceramah, tausiah ini diunggah dan tersebar di kanal YouTube, Jumat (18/6).
Dalam kesempatan tersebut, ada seorang jamaah yang bertanya kepada Aa Gym. Ia mempertanyakan bagaiamana jika seseorang rajin ke pengajian tapi akhlaknya tak ada perubahan, yang berubah hanya seragamnya saja.
Pertanyaan tersebut akhirnya menjadi materi ceramah Aa Gym, sekaligus nasihat-nasihat yang penting untuk dilakukan dalam hidup. Berikut jawaban Aa Gym:
1. Mencari ilmu salah niat.
Niatnya supaya dapat dunia. Ingin punya gelar, agama ingin diakui sebagai ustaz, ingin diakui sebagai kiai. Niatnya mencari ilmu bukan untuk dekat dengan Allah Ta’ala, tapi untuk dunia. Itu dari awal sebanyak apapun ilmu agamanya, akhlaknya tidak akan sebanding dengan ilmunya. Karena sudah salah niat.
Salah niat itu tidak mendatangkan pertolongan Allah Ta’ala. Kita berakhlak baik berkat pertolongan Allah Ta’ala. Makanya hati-hati yang kuliah agama datang ke majelis taklim dan sebagainya, tanya dulu apa niat saya? Salah niat tidak berkah ilmunya.
2. Ilusi ilmu.
Jadi tertipu oleh ilmu yang sudah diketahuinya. Sing sabar tuh jadi orang. Innallaha ma’anash shabirin. Nah begitu. Dia berdebat itu jelas dalilnya. Sabarnya jelas diomongin, Sabarnya jelas ada alilnya, tapi dia tidak sabar.
Hati-hati, jangan seperti tetangga yang itu. Dia tuh kerjanya ngomongin orang. Padahal ngomongin orang itu hukumnya haram, baca Surah al-Hujurat ayat 12. Ghibah itu memakan daging saudaranya yang sudah mati, dia tuh kerjaannya berghibah. Eh dia lagi apa itu?
Ini serius. Ada orang yang membahas ilmu Islam dan merasa sudah mengamalkannya karena membahasnya. Serius hati-hati kita, jangan-jangan banyak membahas agama tapi saat yang sama tidak mengamalkannya karena terjebak dengan ilmu, namanya ilusi ilmu.
3. Fokus mengamalkan ilmu hanya yang lahiriah.
Datang ke masjid, salat ya salat, i’tikaf ya i’tikaf, ngaji ya ngaji, tapi hanya sebatas zahir, hatinya tidak punya program membersihkan. Ya seperti ketika kita salat, mulut insya Allah benar lah mengucapnya, rukunnya benar, tapi satu yang dikhawatirkan belum benar hatinya. (Elga)