Selain Hancurkan 79 Persen Masjid di Gaza, Israel Juga Bunuh Ratusan Ulama
DAARUTTAUHIID.ORG | GAZA – Israel telah menghancurkan 79 persen masjid di Jalur Gaza dan total tiga gereja di Jalur Gaza sejak agresi brutal pada 7 Oktober 2023. Ratusan ulama juga syahid akibat serangan Israel.
Ikrami al-Mudallal, juru bicara Kementerian Wakaf di Gaza menyatakan bahwa pasukan Israel juga telah membunuh 255 ulama dan imam yang berafiliasi dengan kementerian dan menahan 26 lainnya, menurut kantor berita Anadolu.
“Penargetan masjid dan tempat ibadah oleh pasukan pendudukan jelas merupakan pelanggaran terhadap semua kesucian, hukum internasional, dan hukum hak asasi manusia,” katanya.
Tentara Israel juga menargetkan 32 dari 60 kuburan di Gaza, menghancurkan 14 kuburan dan merusak sebagian 18 kuburan, tambah al-Mudallal.
Gaza, wilayah yang kaya akan sejarah sebagai pintu gerbang antara Asia dan Afrika, telah menjadi rumah bagi beragam peradaban, budaya, dan agama selama berabad-abad.
Namun, sejak Israel melancarkan serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023, banyak masjid, kuil, dan gereja bersejarah di daerah kantong tersebut telah hancur menjadi puing-puing.
Di antara situs yang rusak adalah Masjid Agung Omari, masjid terbesar dan tertua di Gaza. Menara masjid berusia 1.400 tahun itu hancur, dan sebagian bangunannya rusak parah. Masjid lain yang terkena dampak termasuk Masjid Sayed al-Hashim dan Masjid Katib al-Wilaya.
Gereja-gereja juga menjadi sasaran. Gereja Saint Porphyrius, gereja tertua di Gaza dan tertua ketiga di dunia, mengalami kerusakan, begitu pula Gereja Keluarga Kudus.
Gereja Baptis Ahli, yang terletak di dalam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, juga terkena serangan. Serangan Israel terhadap rumah sakit dan gereja pada 17 Oktober menewaskan sekitar 500 orang.
Pada tanggal 19 Januari, perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku, awalnya ditetapkan selama 42 hari, dengan negosiasi berlanjut ke tahap berikutnya. Perjanjian tersebut dimediasi oleh Mesir dan Qatar, dengan dukungan AS.
Sejak 7 Oktober, perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina—kebanyakan wanita dan anak-anak—dan melukai lebih dari 111.000 orang. Lebih dari 11.000 orang masih hilang.
Perang tersebut telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern, dengan kehancuran yang meluas dan kelaparan yang merenggut banyak nyawa, terutama di kalangan anak-anak dan orang lanjut usia.
Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di wilayah kantong tersebut.**
Redaktur: Wahid Ikhwan
Sumber: Republika