Sejarah Singkat Kalender Hijriah
Istilah hijriah berasal dari bahasa Arab yang artinya pindah ke negeri lain atau hijrah. Ini disebabkan karena penamaan hijriah mengacu pada perhitungan tahun pertama yang dimulai sejak peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Dalam bahasa Inggris, hijrah ditulis hegira atau hejira dengan kata sifatnya hejric, sehingga dalam bahasa Inggris kalender hijriah disebut Hejric Calendar.
Kalender Perjalanan Bulan
Kalender hijriah bisa disebut juga kalender kamariah atau kalender Islam, yaitu kalender yang berdasarkan pada perjalanan bulan terhadap bumi. Seperti dibahas oleh Susiknan Azhari pada awal bulannya, kalender hijriah dimulai apabila setelah terjadi ijtimak matahari tenggelam terlebih dahulu dibandingkan bulan (moonset after sunset), pada saat itu posisi hilal di atas ufuk untuk seluruh wilayah hukum.
Kalender bulan merupakan kalender yang pertama kali dikenal dalam peradaban manusia sebelum masuknya Islam. Seperti diungkapkan Moh. Ilyas sebagaimana yang dikutip oleh Moh. Nashirudin dalam Kalender Hijriah Universal. Dahulu sebelum masuknya agama Islam, masyarakat Arab belum mengenal kalender Hijriah atau kalender Bulan. Pada saat itu kalender yang digunakan masyarakat Arab adalah kalender lunisolar.
Kalender lunisolar pra Islam memiliki 12 bulan yang tiap bulannya berjumlah 29 atau 30 hari, sehingga jumlah hari dalam satu tahun kalender adalah 354 hari. Untuk menyesuaikan jumlah hari yang didasarkan pada perputaran bulan mengelilingi bumi (lunar month) dengan jumlah hari dalam tahun matahari yang jumlahnya mencapai sekitar 11,53 hari setiap tahunnya, dibuatlah bulan sisipan (intercalary month) sebagai bulan ke-13 yang dalam al-Quran disebut dengan an-nasi’.
Bulan Haram
Bulan sisipan inilah yang kemudian dijadikan oleh orang Arab pra Islam sebagai alat untuk mempermainkan bulan Muharam yang dilarang untuk melakukan peperangan. Jika mereka menginginkan peperangan, maka bulan Muharam akan diubah menjadi Safar sehingga tidak lagi menjadikan bulan tersebut sebagai bulan yang dilarang untuk berperang.
Sekilas nama-nama bulan pada kalender pra Islam dengan kalender Islam yang saat ini sama, di antaranya adalah:
- Muharam (bulan yang disucikan).
- Safar (bulan yang dikosongkan).
- Rabiul awal (musim semi pertama).
- Rabiul akhir (musim semi kedua).
- Jumadil ula (musim kering pertama).
- Jumadil akhir (musim kering kedua).
- Rajab (bulan pujian).
- Sya`ban (bulan pembagian).
- Ramadhan (bulan yang sangat panas).
- Syawal (bulan berburu).
- Zulkaidah (bulan istirahat).
Penanggalan Hijriah ini dimulai sejak tanggung jawab kepemimpinan umat Islam berada di tangan Umar bin Khattab; yakni 2,5 tahun diangkat sebagai khalifah menggantikan kepemimpinan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq. Pada suatu saat terdapat persoalan yang menyangkut sebuah dokumen pengangkatan Abu Musa al-Asy’ari sebagai gubernur di Basrah yang terjadi pada Bulan Sya`ban. Muncul pertanyaan Bulan Sya’ban yang di tahun berapa.
Awal Inisiasi
Selain itu, ketika Abu Musa al-Asy’ari mejadi gubernur, ia menerima surat dari Khalifah Umar bin Khattab yang tanpa ada nomor bilangan tahunnya. Dan itu sering terjadi setiap khalifah Umar mengirim surat, hanya ada tanggal dan bulan saja tanpa ada bilangan tahun. Sementara itu sebuah surat yang tanpa ada catatan tahunnya akan bermasalah dan menjadi persoalan serius jika diarsipkan ke dalam administrasi kenegaraan.
Oleh sebab itu, Umar bin Khattab memanggil beberapa orang sahabat terkemuka untuk membahas persoalan tersebut. Agar persoalan semacam itu tidak terulang lagi, maka diciptakan penanggalan hijriah dihitung mulai tahun yang di dalamnya terjadi hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah. (Gian)