Sedekah dan Balasannya

Saudaraku, manakala kita membelanjakan harta atau mengeluarkan uang di jalan Allah maka sesungguhnya pihak yang paling beruntung dari harta yang kita keluarkan itu tidak lain adalah diri kita sendiri. Meski harta itu berpindah kepada pihak lain, orang yang paling pertama akan merasakan keuntungan dan manfaatnya adalah diri kita sendiri. Sepertinya harta kita berpindah dari tangan kita, keluar dan terlepas dari kepemilikan kita, padahal sesungguhnya manfaatnya kembali kepada kita dalam bentuk lain.

Kita seharusnya bersyukur telah diberikan bimbingan untuk merasakan indahnya agama Islam. Karena perintah apa pun di dalam Islam yang sifatnya amal sosial atau amal jariyah, baik itu infak, zakat, wakaf, dan amal lain yang Allah perintahkan adalah amal yang manfaatnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Sepanjang cara yang kita lakukan benar dan ikhlas lillahi Ta’ala. Dalam bentuk apa saja manfaat yang akan kembali kepada kita? Rasulullah saw bersabda, “Turunkanlah rezeki (dari Allah) dengan cara mengeluarkan sedekah.” (HR. Baihaqi).

Jangan kita berpikir bahwa dengan beramal maka kita rugi, harta kita berkurang. Karena sesungguhnya janji Allah itu pasti benar. Allah mustahil ingkar janji. Ketika kita beramal jariyah sesungguhnya kita sedang mengundang rezeki Allah Ta’ala. Agar rezeki itu datang lebih banyak dan lebih berkah. Allah Ta’ala berfirman:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ﴿البقرة : ۲۶۱

Artinya: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah [2]: 261).

Sesungguhnya kita merupakan makhluk yang penuh dengan noda-noda dosa. Jika hati kita dibuka, mungkin penuh dengan noktah-noktah hitam akibat dari penyakit hati yang tak kasat mata. Akibat sombong dan rasa ingin dipuji atau amal yang tidak ikhlas. Belum lagi prasangka buruk dan iri dengki. Apa sebenarnya yang bisa menyelamatkan kita? Apakah amal saleh kita?

Saudaraku jika satu saja dari sekian banyak dosa tersebut dijatuhkan balasannya oleh Allah Ta’ala kepada kita di akhirat kelak, maka sesungguhnya kita tak akan sanggup menanggungnya. Bukankah siksa paling ringan di neraka adalah memakai alas kaki yang membuat kepala mendidih karenanya. Sungguh kita tak akan sanggup.

Oleh karenanya yang kita sangat butuhkan tiada lain adalah ampunan Allah. Boleh jadi amal saleh kita tidak pernah cukup melunasi dosa-dosa kita. Sangat mungkin amal saleh kita tidak seberapa banyaknya dibanding kemaksiatan kita. Hanya ampunan dan pertolongan Allah semata yang bisa menyelamatkan kita. Dalam riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.Dalam hadisnya yang lain beliau bersabda, “Sedekah meredakan kemurkaan Allah dan menangkal kepedihan sakaratul maut. (KH. Abdullah Gymnastiar)