Santri Karya DT Peduli Rasakan Ketenangan di Masjid DT
Menjelang waktu salat tiba, seluruh santri karya (karyawan) Yayasan Daaarut Tauhiid (DT), termasuk Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) DT Peduli, diarahkan mengutamakan salat berjamaah di Masjid DT. Hal itu tentu sebuah kebahagiaan bagi mereka, karena dapat bekerja tanpa harus menunda kewajiban kepada Sang Pencipta, Allah SWT.
Usai salat berjamaah zuhur, mereka biasanya tidak langsung beranjak pergi ke kantin atau kembali ke kantor. Hal yang mereka lakukan ialah berzikir dan membaca ayat suci al-Quran. Mushaf-mushaf al-Quran juga dapat dengan mudah mereka dapatkan, yakni di tiang-tiang Masjid DT.
Salah seorang santri karya DT Peduli yang tampak khusyuk menikmati ibadah di Masjid DT ialah Erni. “Masjid itu selalu jadi tempat favorite saya untuk menenangkan diri. Baik itu untuk salat, atau tadarus al-Quran. Walaupun sebenarnya pas kerja mah nggak harus ke masjid, tapi pokoknya ada waktu untuk menyendiri, ya ke masjid,” katanya saat ditemui usai ia membaca ayat suci al-Quran pada Selasa (23/1).
Ia juga mengungkapkan, sebagai warga Kota Bandung, sudah sejak kecil ia mengunjungi Masjid DT. Jadi, tidak hanya saat ia dewasa dan berkarya di DT saja. Baginya, Masjid DT dari zaman dahulu, hingga setelah direnovasi seperti sekarang, selalu memberikannya rasa tenang dan nyaman berlama-lama di dalamnya.
Menurutnya, perluasan Masjid DT juga memberikan dampak positif bagi dirinya sebagai jamaah. Ia merasa lebih nyaman, tidak desak-desakan lagi seperti dulu dengan jamaah lainnya. Banyak ruang-ruang di Masjid DT yang semi outdoor seperti di lantai tiga, yang membuatnya nyaman.
Namun, ia juga ingin memberikan masukan kepada pihak DKM Masjid DT agar lebih tegas lagi dalam menjalankan peraturan yang telah ditetapkan. Seperti halnya jamaah ibu-ibu yang membawa balita, tidak diperkenankan membawa balitanya ke lantai dua dan tiga, karena sudah ada fasilitas Daarul Hidayah di lantai pertama masjid untuk mereka.