Santri Ini Ungkap Kesehariannya Jalani Program PPM dan Kuliah
Salah satu keunikan di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), ialah ada para santri mengenakan syal ungu, yang baru aktif di malam hari. Mereka ialah santri Program Pesantren Mahasiswa (PPM) DT. Mengapa mereka siangnya sulit ditemui di DT? Karena mereka melakukan aktifitas di kampusnya masing-masing.
Deri, Santri PPM asal karawang mengungkapkan, sehari-hari ia kuliah di Universitas Pasundan, Jurusan Bahasan dan Sastra Indonesia, lalu membagi waktu dengan mengikuti kegiatan di DT. “Kami harus bisa memaksimalkan membagi waktu antara kuliah dan pesantren. Jadi dalam 24 jam kami bagi dua, 12 jam di kampus dan 12 jam di DT. Biasanya pagi sampai sore kami kuliah, dan sisa waktunya kami pesantren,” jelasnya pada Rabu (24/4).
Ia menyampaikan, tak ada yang memaksa dirinya masuk PPM DT. Ia menjadi santri atas pilihannya sendiri. Awalnya, ia sering mengikuti kajian rutin yang digelar di Masjid DT setiap Kamis malam. Lalu, dari sana lah ia mengetahui tentang PPM, dan didukung penuh oleh orangtuanya.
“Saya dalam kondisi yang sekarang ini lebih memilih pesantren ketimbang kerja sambilan di sela-sela waktu kosong. Menurut saya, pendidikan agama itu sangatlah penting dan utama, apalagi dalam kondisi saya sekarang yang sedang dalam masa menerima ilmu dengan mudah. Memang mengejar dunia itu penting, tapi mengejar akhirat jauh lebih penting, dan apabila menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmunya. Dunia hanyalah singgah, bukan untuk selamanya. Disini lah kita harus menyeimbangkannya,” paparnya.
Terakhir, ia berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa muslim, untuk tidak terlali fokus mengejar dunia. “Baiknya kita sebagai mahasiswa harus bisa memberikan apa yang bisa kita berikan untuk bangsa dan umat. Bukan meminta apa yang bisa negara ini berikan, karena kita adalah pionir yang akan menggerakan, dan menumbuhkan para penerus bangsa ini,” katanya. (Toni Antonius)