Sabar dan Shalat: Solusi Permasalahan
Setiap manusia pasti pernah memiliki masalah dalam kehidupannya, sehingga biasanya seseorang yang mempunyai masalah akan memikirkan bagaimana caranya masalah yang dimilikinya bisa teratasi. Normalnya ketika dilanda oleh suatu masalah manusia akan mengeluh, karena merasa terbebani dengan masalah yang ditanggungnya. Islam dalam hal ini memiliki solusi bagi setiap manusia yang memiliki masalah, bagaimana seseorang harus bersikap ketika dihadapkan dengan sebuah masalah.
Allah Ta’ala memerintahkan kepada hambanya untuk tidak mengeluh ketika mendapati sebuah masalah, justru Allah memerintah untuk meminta solusi kepada yang Maha Bijaksana yaitu Allah Ta’ala. Seperti yang tertera dalam Firman Allah,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 45-46).
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Allah Ta’ala berfirman seraya memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mereka dapat meraih kebaikan dunia dan akhirat yang mereka dambakan, yaitu menjadikan sabar dan shalat sebagai sarananya. Demikian yang dikatakan oleh Muqatil Ibnu Hayyan dalam tafsir ayat ini, yaitu: “Minta tolonglah kalian untuk memperoleh kebaikan akhirat dengan cara menjadikan sabar dalam mengerjakan amal-amal fardu dan shalat sebagai sarananya.”
Mengapa ketika seseorang dilanda masalah Allah memerintahkannya untuk bersabar dengan masalahnya kemudian diselesaikan dengan shalat? Seseorang yang mampu bersabar dengan keadaan yang sedang dipenuhi dengan permasalahan, tidak memilih untuk mengeluh atau bahkan menyalahkan orang lain, dia akan mendapatkan kebaikan dari sikap sabar yang dilakukannya. Pertama ia akan merasa lebih tenang karena terbiasa sabar menghadapi sesuatu, kemudian ia juga akan mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala, karena diberikannya ujian kepada seorang hamba tidak lain adalah upaya Allah untuk melatih dan menggugurkan dosa hamba tersebut jika ia mampu bersabar terhadap ujiannya.
Kemudian Allah juga memerintahkan seorang hamba yang sedang dilanda masalah untuk melaksanakan shalat. Shalat adalah salah satu sarana seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Rabbnya. Dengan shalat berarti seorang hamba sedang memohon pertolongan kepada Allah untuk ditunjukkan jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapinya. Tentunya bukan berarti seorang hamba melaksanakan shalat hanya ketika ia sedang dilanda masalah saja. Tetapi justru dengan datangnya masalah boleh jadi adalah sebagai pengingat dari Allah bahwa mungkin hambanya mulai lupa dengan Allah.
Dalam ayat di atas juga disampaikan bahwa dengan sabar dan shalat yang dilakukan seorang hamba untuk mampu menyelesaikan masalahnya, tidak akan selalu mendapatkan jawaban, atau Allah sebutkan sangat sulit bagi hambanya. Karena Allah akan memberikan jalan kepada hambanya yang bersungguh-sungguh dalam shalat dalam hal ini adalah mampu berusaha untuk khusyu’.
Biasanya dalam dalam shalat seseorang akan mengingat beberapa hal yang mungkin ia lupa, itu sesungguhnya bukanlah sebuah karunia atau jawaban dari Allah, tetapi itu adalah upaya setan untuk mengaburkan fokus atau kekhusyukan seseorang yang sedang shalat untuk mengingat hal-hal yang menjadi pikirannya. Maka kewajiban seorang hamba adalah mengembalikan kekhusyu’annya kepada Allah, karena orang yang sudah terbiasa khusyu’ dalam shalatnya berarti ia juga akan Allah mudahkan untuk menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya. (Wahid)