Ribuan Tentara Israel Alami Gangguan Mental dan Terjangkit Bakteri Berbahaya

DAARUTTAUHIID.ORG | GAZA – (4/12/2023) Sedikitnya 2000 pasukan penjajah Israel (IDF) harus menerima penanganan psikologi karena terkena gangguan mental selama bertugas di medan perang.

Hal tersebut diberitakan oleh media-media Israel, bahwa sebagian mereka harus dipulangkan dari medan pertempuran karena terkena bakteri berbahaya.

Mereka menghadapi “peningkatan luar biasa” dalam kasus penyakit ini dikalangan tentara selama beberapa pekan terakhir ini.

Pernyataan tersebut berasal dari Aljazirah Arabia yang mengutip dari media Yedioth Ahronoth yang melaporkan tentara mereka menghadapi peningkatan kasus penyakit usu dan keracunan makanan.

Menurut mereka, ada 18 tentara penjajah yang dievakuasi dari Gaza ke pangkalan pelatihan untuk menerima perawatan medis setelah tertular wabar disentri (bakteri shigella), diare dan muntah.

Para tenaga kesehatan menyebutkan penyebabnya karena penyebaran bakteri di antara tentara penjajah dan kurangnya kebersihan dan sumbangan makanan dari warga. Hal ini karena banyak restoran dan warga Israel biasa mengirim makanan kepada mereka.

Direktur Unit Penyakit Menular Rumah Sakit Assuta di Ashdod, Dr Tal Brosh, menjelaskan bahwa wabah bakteri ini memiliki konsekuensi operasional.

“Jika ada 10 tentara di kompi infanteri yang demam 40 derajat dan menderita diare setiap 20 menit, maka mereka tidak sehat untuk berperang dan berisiko, mereka dalam bahaya,” ungkapnya.

Sedangkan Israel Broadcasting Corporation (IBC) mengungkapkan 2000 tentara telah menerima bantuan psikiater sejak Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober lalu, termasuk 200 tentara selama tiga pekan pertama operasi darat di Jalur Gaza yang dimulai 27 Oktober.

Menurut pihak berwenang mereka, prajurit yang terkena peristiwa seperti tembakan, konfrontasi, atau cedera, atau menyaksikan cedera serius dan kondisi bahaya lainnya, bisa menyebabkan penurunan kesigapan.

IBC menambahkan bahwa kerusakan pada tingkat fungsional dapat diwujudkan dalam reaksi, seperti isolasi, keheningan, kecemasan, ketegangan, atau perasaan sulit umum yang menyertai tentara dalam kasus-kasus seperti itu.

Militer Israel mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas sejak awal perang 7 Oktober telah meningkat menjadi 401 tentara dan perwira. (WIN)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG

(Sumber: Republika)