Respon Kaum Quraisy Terhadap Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
DAARUTTAUHIID.ORG — Abu Jahal adalah pemuka suku Quraisy, dia merupakan salah satu orang yang paling membenci Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia mengambil segala kesempatan untuk merusak dakwah Islam Rasulullah di Mekkah. Salah satunya terjadi ketika Rasulullah pulang dari Isra’ Mi’raj.
Suatu pagi hari sekitar waktu syuruq, Rasulullah sudah tiba kembali di Mekkah dan duduk didepan Ka’bah, merenungi kejadian semalam. Beliau khawatir orang-orang, termasuk kaumnya yang sudah beriman, akan mendustakannya setelah mendengar cerita perjalanan yang luar biasa itu. Kemudian lewat Abu Jahal, ia duduk di dekat beliau dan menanyakan kabarnya.
Rasulullah kemudian menceritakan perjalanannya menuju Masjidil Aqsa dan langit ke tujuh. Tentu Abu Jahal tidak percaya. Bagaimana mungkin perjalanan dari Mekkah ke Palestina bisa terjadi dalam satu malam, sedang dengan kuda terbaik saja memerlukan waktu dua bulan untuk bolak balik antara keduanya.
Dengan niat untuk mempermalukan Rasulullah, Abu Jahal mengajak beliau ke Jabal Abu Qubais, sebuah bukit yang dikhususkan sebagai tempat menyiarkan berita penting, seperti berita kepala suku yang meninggal. Ketika Abu Jahal dan Rasulullah naik ke bukit itu, maka penduduk Mekkah berbondong-bondong berkumpul. Orang kafir berkumpul karena Abu Jahal, dan orang beriman berkumpul karena Rasulullah.
Maka Abu Jahal meminta kepada Rasulullah untuk menceritakan perjalanannya. Rasulullah kemudian menceritakan secara detail peristiwa Isra’ Mi’raj, dari bagaimana beliau bersama Malaikat Jibril mengendarai Buraq menuju Masjidil Aqsa hingga bagaimana Allah memperlihatkan bukti-bukti kebesaran-Nya seperti surga dan neraka. Mendengar kisah itu, orang-orang kafir bertambah kufur, menganggap Rasulullah sudah gila dan mengarang-ngarang. Di kalangan sahabat juga ada yang bimbang dan ragu.
Abu Jahal meninggalkan Rasulullah sambil tertawa, membual bahwa agama Muhammad sudah selesai sembari menceritakan kisah Isra’ Mi’raj ke orang-orang yang ditemuinya. Dari Abu Jahal, orang-orang Quraisy tergerak untuk menggoyahkan keimanan Abu Bakar. Namun ketika mereka menceritakan tentang Isra Mi’raj, Abu Bakar mempercayainya tanpa ragu sedikitpun.
Abu Bakar kemudian mendatangi Rasulullah dan menanyakan kisah yang telah didengarnya. Setelah Rasulullah mengiyakan, maka Abu Bakar menjawab, “Engkau benar, aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah”. Jawaban Abu Bakar yang penuh keyakinan inilah yang mengembalikan keimanan sahabat-sahabat pengikut yang awalnya ragu.
Abu Bakar juga mengusulkan Rasulullah untuk menceritakan keadaan Palestina. Rasulullah belum pernah ke Palestina, sedangakan diantara pemuka-pemuka Quraisy ada yang sudah pernah mengunjunginya dan mengenal dengan baik daerah sekitar Masjidil Aqsa. Rasulullah setuju dan menyebutkan dengan detail apa-apa yang ada di Palestina termasuk tiang-tiang Masjidil Aqsa; dan setiap kali Rasulullah menyampaikan satu ciri, orang-orang Quraisy menjawab, “Adapun sifat tersebut, demi Allah, ia benar.”
Sejak saat itu Abu Bakar mendapat gelar ash-Shiddiq (yang membenarkan), dan seluruh penduduk Mekkah mengenal kisah Isra’ Mi’raj. Orang-orang beriman makin kuat keimanannya. Dari kaum Quraisy ada yang percaya namun kembali kafir, dan ada juga yang makin kuat kebenciannya. Usaha Abu Jahal untuk mensabotase dakwah Rasulullah malahan secara tidak langsung menjadi senjata makan tuan, membuat kisah Isra Mi’raj diketahui banyak orang, termasuk Abu Bakar.
Kontributor: Kemas
Redaktur: Wahid Ikhwan
_________________________________________________________