Raih Pertolongan Allah dengan Salat
Tanpa yakin kepada Allah, hidup akan bersandar kepada selain Allah. Bersandar kepada selain Allah, artinya menderita. Takut dan harap kepada selain Allah, itulah sumber kesengsaraan kita.
Isra’Miraj, oleh-oleh terpentingnya adalah salat. Bukan saum, bukan zakat, bukan haji, perintahnya adalah salat. Ketika dihisab di alam kubur nanti, yang pertama dihisab adalah salat. Salat itu merupakan kunci terpenting pembuka pertolongan Allah, apa pun bentuknya.
“Wasta’inu bish-Shabri wash-Sholah,” Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan salat. Seharusnya ketika mendengar kata salat, maka kita seperti memiliki kunci yang sangat penting dalam hidup ini. Kunci yang bisa membuka pertolongan Allah, kunci yang bisa membuka ketenangan, membuka solusi. Pokoknya kalau sudah mendengar salat, kita yakin ini amalan yang sangat penting dan sangat prioritas. Sayang sekali kalau kita mendengar salat yang terbayang justru adalah beban.
Salat adalah kunci gerbang pertolongan Allah SWT. Jadi, kalau ada apa-apa langsung ingat andalan kita yaitu salat. Sedih? Salat. Sakit hati? Salat. Marah? Salat. Cemburu? Salat. Punya utang? Harus dibayar. Supaya dibayar oleh Allah, salat! Mengapa? Karena dalam surat al-Mukminun ayat satu sampai dua disebutkan “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya.”
Jadi, ingat ya, dari semua perintah Allah itu goal-nya adalah zikrullah ta’ala. Karena semua urusan itu akan baik kalau ada zikrullah. Ikhlas itu juga termasuk zikrullah. Orang ikhlas, berarti orang yang ahli zikir. Dia beramal tidak mengharapkan apa pun dari siapa pun selain mengharapkan dari Allah SWT saja. Akhlak baik itu adalah buah dari zikrullah. Orang yang tawadhu juga buah dari zikrullah. Apa yang mau disombongkan? Semuanya adalah amanah Allah, milik Allah, titipan Allah. Tidak ada jalan untuk sombong.
Orang yang zuhud juga ahli zikrullah. Ia lebih yakin dengan apa yang ada dengan kekuasaan Allah, genggaman Allah daripada apa yang ada dalam genggamannya. Jadi orang zuhud itu walaupun kaya, dia tidak merasa terjamin dengan kekayaannya. Tidak punya uang dengan banyak uang, sama saja ahli zuhud itu. Karena ia yakin yang menjaminnya itu bukan uang, melainkan Allah SWT. Gaji besar, gaji kecil, bagi ahli zuhud sama saja bahwa yang menjamin hidupnya adalah Allah SWT.
Jadi, ingin tawadhu? zikrullah. Pemberani? Zikrullah. Tobat? Zikrullah. Syukur? Itu zikrullah, ia yakin semua nikmat dari Allah, dan yakin bahwa syukurlah yang akan membuka tambahan nikmat. Jadi pemaaf? Zikrullah. Tawakal? Itu jelas zikrullah. Hanya kepada Allah dia bersandar.
Doa adalah zikrullah, dan salat adalah zikrullah yang paling lengkap karena zikir dalam keadaan wudu. Salat adalah zikrullah yang menghadap kiblat. Salat itu zikrullah yang komplit. Takbir, tahmid, tahlil, tasbih, ada dalam salat. Juga ada salawat, ada syahadat, ada salam. Salat juga merupakan zikir yang menggunakan al-Quran. Ada al-Fatihah ummul Quran, ada surah-surah pendek lainnya. Ada ruku, ada sujud, ada doa. Dan doa yang terlengkap ada dalam salat, yang mencakup semua keperluan kita.
Saudara ingin ampunan Allah? Rabbigfirli. Ingin disayang Allah? Warhamni. Ingin semua keperluannya dicukupi? Wajburni. Ingin diangkat derajatnya, dan tidak terjerumus ke dalam perbuatan hina? Salat kuncinya. Warfa’ni. Ingin terjamin rezekinya dan berkah dalam beraneka bentuk? Salat! Warzukni. Ingin dituntun pikirannya, ide, gagasan, ucapan, jodoh, dan pekerjaan? Salatlah! Wahdini. Ingin sehat lahir batin? Salat. Wa’afini. Ingin diampuni oleh Allah dan file dosanya hilang di dunia dan akhirat? Salat! Wa’fuanni. Komplit!
Makanya kalau kita benar-benar memperbaiki kualitas dan kuantitas salat, kita punya senjata yang luar biasa, karena doa itu senjata bagi orang yang beriman. Dan dalam salat, itu senjata yang super-super senjata.
Ingin jodoh yang terbaik? Salat! Karena tidak ada yang tahu jodoh yang paling pas selain Allah SWT. Allah tahu karakter saudara dengan karakter dia, yang mana matching-nya. Jangan ribet, tidak ada yang dapat menghalangi jodoh kalau Allah mau menjodohkan. Perkara orangtuanya tidak setuju, itu belum tentu Allah tidak setuju. Mungkin itu untuk menguji saudara memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah. Ketika sampai maqam-nya, barulah oleh Allah dibalikkan hati calon mertua menjadi setuju.
Lalu bagaimana bila setelah salat istikharah yang terjadi calon mertua dan dia yang kita inginkan menjadi tidak suka ke kita? Ya, istikharah saudara juga berhasil. Karena Allah menunjukkan itu bukan jodoh saudara. Keberhasilan istikharah itu tidak harus yang cocok dengan kita. Kemudian, bagaimana dengan perasaan kita yang jadi patah hati? Patah hati itu kalau yang hatinya patah. Tapi kalau Allah membukakan hikmah, insya Allah tidak patah hati. Malah bersyukur.
Orang yang membentur-benturkan kening ke tembok karena batal menikah? Itu pasti karena kurang zikir. Kalau dia kembali ke Allah, Allah bukakan hikmah, tidak jadi kecewa. Makanya, salat.
Terakhir, semoga Allah menguatkan kita untuk istiqamah menjalankan salat sepanjang hayat. Semoga Allah yang Maha Pengampun menghapuskan aib-aib yang kita sembunyikan selama ini. Semoga Allah mengampuni dosa yang tidak sengaja, dosa yang sengaja, dosa yang berulang-ulang. Semoga Allah menjadikan akhir hidup kita husnul khatimah. Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin. (KH. Abdullah Gymnastiar)