PROFIL PONDOK PESANTREN
DAARUT TAUHIID
PROFIL DAARUT TAUHIID
Lahirnya Daarut Tauhiid (DT) berawal dari kegiatan kelompok pengajian yang dipelopori KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pada Ramadan 1407 H atau bertepatan dengan tahun 1986. Kelompok pengajian tersebut diberi nama Kelompok Mahasiswa Islam Wirausaha (KMIW). Seiring semakin banyaknya program yang dilakukan KMIW dan melakukan studi banding ke beberapa pesantren, khususnya di wilayah Jawa Barat, maka pada tahun 1990 KMIW diubah namanya menjadi Yayasan DT, tepatnya pada tanggal 4 September 1990 yang dikukuhkan dengan Akta Notaris Wiranti Ahmadi, S.H. No. 8. Perkembangan selanjutnya, pada bulan Juli 1993 berdiri Masjid DT berlantai tiga, tepatnya di Jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung. Masjid ini sering dijuluki sebagai “Masjid Seribu Tangan” karena dibangun secara gotong royong oleh ribuan masyarakat dan jamaah DT. Untuk menopang aktivitas dakwah kemudian dikembangkan kegiatan ekonomi yang diperkuat dengan pembentukan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT, yang secara resmi berdiri pada tanggal 9 April 1994. Selanjutnya, pendirian MQ Corporation atau PT Manajemen Qolbu pada tahun 2002. Pendirian kedua badan usaha tersebut menjadikan aktivitas usaha atau ekonomi yang semula dilakukan secara langsung oleh Yayasan DT (secara kelembagaan) maupun sebagian pengelola/karyawan Yayasan DT (secara perorangan) menjadi lebih tertata.
Visi dan Misi Daarut Tauhiid
Visi DT adalah “Menjadi lembaga dakwah tauhid untuk menghasilkan generasi ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar yang menjadi rahmat bagi sekalian alam.” Untuk mencapai visi tersebut, DT mengemban misi sebagai berikut:
– Mengembangkan dakwah tauhiid rahmatan lil âlamîn.
– Membina generasi ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar.
Peran sebagai Model,
Diklatna, dan
Konsultan (MDK)
DT sebagai model dimaksudkan setiap aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan ajaran Islam yang “membumi”. Tidak sekadar bahasa teori, tetapi justru lebih ditekankan pada bukti dan karya nyata yang manfaatnya langsung dirasakan umat. Dengan demikian, diharapkan keindahan ajaran Islam, etos kerja islami, manajemen islami, profesionalisme islami, dan solusi islami atas berbagai permasalahan aktual umat dalam kehidupan nyata bisa langsung dilihat, dirasakan, dan dikaji bersama. DT bertekad menjadi model lembaga yang bisa dijadikan contoh kebaikan yang dapat menginspirasi berkembangnya lembaga-lembaga Islam lainnya. Untuk itu, upaya membuat standarisasi dalam setiap bidang menjadi perhatian serius bagi DT, sehingga lembaga-lembaga lain yang sejenis dapat mengadopsi model DT untuk pengembangannya. Ada pun peran sebagai diklatna adalah mengondisikan DT sebagai tempat untuk belajar, berlatih, dan pembinaan yang terbuka bagi berbagai kalangan tanpa melihat batas usia, lintas lapisan sosial, lintas etnis, lintas bangsa, dan bahkan lintas agama. Sedangkan sebagai konsultan, memposisikan DT dapat memberikan konsultasi dan membimbing mitra-mitra dalam mengimplementasikan sistem dan model dakwah yang dikembangkan oleh DT. Untuk itu, dalam menjalankan perannya sebagai MDK (Model, Diklatna, dan Konsultan), seluruh aktivitas di DT dapat dirangkum dalam empat bidang utama yakni dakwah, sosial dan wakaf produktif, pendidikan, serta wirausaha.
Lembaga-lembaga di Daarut Tauhiid
Supaya peran dan fungsi DT dapat optimal, dibangun lembaga besar:
(1) Yayasan Daarut Tauhiid,
(2) Yayasan Daarut Tauhiid Peduli,
(3) Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil’Alamiin,
(4) Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT, dan
(5) Perusahaan-perusahaan penggerak ekonomi umat/Manajemen Qolbu (MQ) Corporation.
Yayasan Daarut Tauhiid Peduli
Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhiid Peduli merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf.
Hasil penghimpunan dana ZISWAF tersebut digulirkan kepada penerima manfaat dalam bentuk program pelayanan dan pemberdayaan dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dakwah dan sosial kemanusiaan.
Prioritas utama saat ini adalah meningkatkan kekuatan ekonomi bagi masyarakat sehingga dapat mewujudkan kemandirian masyarakat secara bersama-sama.
Didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar pada tanggal 16 Juni 1999 sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dan bertekad untuk menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah, profesional, akuntabel dan terkemuka dengan daerah operasi yang merata.
Kiprah Daarut Tauhiid Peduli ini mendapat perhatian pemerintah, kemudian ditetapkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) sesuai dengan SK Menteri Agama No 257 tahun 2016 pada tanggal 11 Juni 2016 yang diperbaharui dengan SK Menteri Agama No 562 Tahun 2021 pada tanggal 06 Mei 2021.
Kopontren Daarut Tauhiid
Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (KOPONTREN DT) tidak terlepas dari visi pendiri, pengurus, dan seluruh civitas Pondok Pesantren Daarut Tauhiid untuk menjadi Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar dan memberikan yang terbaik yang berarti di dunia dan bermakna di akhirat kelak.
Dalam kerangka semangat untuk mengembalikan kejayaan dan kemuliaan Islam melalui program pengembangan, pembangunan, dan pemberdayaan potensi ekonomi ummat sebagai pilar amal ibadah, memfungsikan diri sebagai khalifah, sekaligus menjadi misi dakwah yang progresif, prestatif, dan komprehensif. Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhiid didirikan pada tanggal 9 April 1994.
VISI
Menjadi solusi ekonomi ummat menuju kemandirian dan kemaslahatan bersama.
MISI
1. Menjalankan usaha berbasis syariah dan profesional.
2. Meningkatkan infrastruktur dan sumber daya insani.
3. Memberdayakan potensi ekonomi ummat.
4. Menjalin kemitraan dengan penggerak dan pelaku UMKM.
Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil’Alamin
DT sebagai model dimaksudkan setiap aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan ajaran Islam yang “membumi”. Tidak sekadar bahasa teori, tetapi justru lebih ditekankan pada bukti dan karya nyata yang manfaatnya langsung dirasakan umat. Dengan demikian, diharapkan keindahan ajaran Islam, etos kerja islami, manajemen islami, profesionalisme islami, dan solusi islami atas berbagai permasalahan aktual umat dalam kehidupan nyata bisa langsung dilihat, dirasakan, dan dikaji bersama. DT bertekad menjadi model lembaga yang bisa dijadikan contoh kebaikan yang dapat menginspirasi berkembangnya lembaga-lembaga Islam lainnya. Untuk itu, upaya membuat standarisasi dalam setiap bidang menjadi perhatian serius bagi DT, sehingga lembaga-lembaga lain yang sejenis dapat mengadopsi model DT untuk pengembangannya. Ada pun peran sebagai diklatna adalah mengondisikan DT sebagai tempat untuk belajar, berlatih, dan pembinaan yang terbuka bagi berbagai kalangan tanpa melihat batas usia, lintas lapisan sosial, lintas etnis, lintas bangsa, dan bahkan lintas agama. Sedangkan sebagai konsultan, memposisikan DT dapat memberikan konsultasi dan membimbing mitra-mitra dalam mengimplementasikan sistem dan model dakwah yang dikembangkan oleh DT. Untuk itu, dalam menjalankan perannya sebagai MDK (Model, Diklatna, dan Konsultan), seluruh aktivitas di DT dapat dirangkum dalam empat bidang utama yakni dakwah, sosial dan wakaf produktif, pendidikan, serta wirausaha.