Pintu Ma’rifat Seorang Hamba Kepada Allah

Apabila Allah membuka bagimu suatu jalan untuk ma’rifatullah atau mengenal Allah maka jangan terlalu terpaku pada masih sedikitnya amal-amalmu, sebab Allah tidak membukakan bagimu melainkan ia akan memperkenalkan diri kepadamu, tidakkah engkau ketahui bahwa ma’rifatullah merupakan semata-mata karunia Allah kepadamu, sedangkan amal perbuatan merupakan amal hadiah dari padamu, maka dimana letak perbandingan diantara hadiah dan karunia yang diberikan Allah kepadamu.

Manusia menjadi yakin kepada Allah mutlak karena Allah yang menghendaki, bisa ada yang belajar ilmu tauhid dan asmaul husna, lalu riyadhoh terus menerus hingga bertemunya dengan keyakinan kepada Allah dengan matang. Namun ada yang juga yang dimudahkan oleh dengan waktu yang singkat menjadi yakin kepada Allah, tapi ilmunya masih sedikit, sehingga amalnya juga terbatas. Biasanya orang dengan amal sedikit tapi dikerjakan secara terus menerus karena keyakinannya begitu tinggi kepada Allah.

Orang yang mengenal Allah secara dalam maka orientasi dan niat ibadahnya hanya kepada Allah, ia merasa puas dengan mempersembahkan amalnya kepada Allah daripada puas dilihat orang lain. Contohnya ada yang melakukan ibadah puasa, awalnya niat karena Allah Ta’ala, kemudian ketika berbuka puasa dipotret dan diposting di media sosial, agar orang lain atau followernya tahu kalau kita lagi puasa berpuasa. Akhirnya jadi riya, kalau sudah riya amalnya jadi tertolak dan sia-sia. Oleh karena itu mesti hati-hati agar tidak merusak amal yang sudah dilakukan.

Kita mesti belajar dari kisah seorang Uwais Al-Qarni, tidak terkenal di dunia dan dimata manusia, tapi menjadi manusia yang disayangi oleh Allah Ta’ala dan sangat dicinta oleh Rasulullah Sallahu alaihi wassalam dan penduduk langit. Bahkan dalam sebuah hadits Nabi menyampakan yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

Sesungguhnya Tabi’in yang terbaik adalah seorang laki-laki yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Jika bertemu dengannya, perintahkanlah padanya untuk memintakan ampun untuk kalian..” Demikian Sabda Nabi Sallahu alaihi wassalam kepada Umar bin Khatab.

Pada saat ini begitu banyak manusia yang terkenal di dunia melalui berbagai media sosial, namun tidak tercatat sebagai hamba yang shalih atau orang yang beriman, begitu banyak orang yang popoler dengan hartanya, dengan jabatannya, dengan statusnya namun tidak mulia dihadapan Allah. Wallahu a‘lam bishowab.

(KH. Abdullah Gymnastiar)

________________________-

daaruttauhiid.org