Perumpamaan Orang yang Mengeluarkan Hartanya di Jalan Allah
Redaktur: Wahid Ikhwan
DAARUTTAUHIID.ORG — Kita mungkin sudah sering mendengar perumpamaan balasan Allah kepada orang yang berinfaq dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 261:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Dalam ayat ini, Allah menjanjikan kebaikan yang berlipat-lipat dari harta yang kita infaqkan. Harta yang dikeluarkan diibaratkan sebagai sebutir biji, dan hasilnya seperti sebuah pohon bertangkai tujuh, yang setiap tangkainya terdapat seratus biji. Jadi balasan yang didapat bisa berkembang hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan bisa lebih dari itu sesuai kehendak Allah.
Seorang Ulama terkemuka dari Zimbabwe, Mufti Menk, menggambarkan perumpamaan ini seperti buah apel. Ketika kita memakan sebuah apel, kita menghabiskan semua bagian buahnya kecuali sebutir biji.
Yang kita makan dari sebuah apel itu 97,5% dari keseluruhan apel. Sebutir biji yang tidak dimakan di akhir paling hanya 2,5% sisanya.
Jumlah yang sama ada pada ilmu zakat. Besaran yang diwajibkan dalam zakat adalah 2,5% dari keseluruhan penghasilan muzakki, orang yang membayarnya. Kita masih bisa menikmati sisa 97,5% dari penghasilan, jumlah yang jauh lebih banyak dibanding yang dikorbankan untuk zakat.
Sisa biji dari apel yang kita makan itu lalu ditanam biji itu kembali ke tanah, kemudian memberinya pupuk dan air. Lambat laun dari biji apel yang ditanam akan tumbuh menjadi pohon yang tinggi. Dari pohon itu, tumbuh ribuan buah apel yang bisa dipetik dan dimakan kembali. Sebutir biji dari buah yang kita makan bisa tumbuh menjadi pohon yang menyediakan buah serupa, berkali lipat jumlahnya, jika kita menanam dan merawatnya.
Sama seperti ketika berinfaq. Menginfaqkan sedikit saja dari keseluruhan harta itu seperti menanam sebutir biji dari keseluruhan apel yang dimakan. Ketika kita “rawat” dengan sifat ikhlas, hanya mengharap ridho Allah, maka yang diinfaqkan itu akan kembali kepada kita berpuluh hingga ratusan kali kuantitasnya. Masya Allah.
_________________________________________________________________________
Kontributor: Kemas