Periksa Niat, Agar Amal Jadi Pahala
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Salah satu yang membuat hancurnya sebuah amal karena sukanya penilaian orang, pujian, kekaguman, dan disebut-disebut agar orang lain mengetahui amal yang dilakukan. Kalau hal ini tidak dihindari dan tidak dilatih maka habislah semua amalan kita dan tidak akan menjadi pahala. Jadinya bagaimana caranya untuk menghindari hal tersebut? Maka kuncinya adalah ikhlas. Hanya orang ikhlas yang tidak bisa ditipu oleh syaitan.
Maka riyadhoh yang pertama yang harus dilakukan adalah riyadhoh dalam melurukan niat, agar niat kita tidak melebar kemana-mana, tetap konsisten dan istiqomah hanya untuk Allah semata. Jangan pernah mengharap-harap apapun dari makhluk, kalau mengharap ke makhluk pasti akan kecewa pada waktunya.
Ketika menghafalkan Al-Qur’an niatkan hanya mengharap ridho Allah Ta’ala, sambil kita berdoa: “Ya Allah semoga engkau ridho dengan hafalan yang kupunya, semoga setiapa huruf yang saya baca engkau terima, dikuatkan hafalanku, dan semoga Al-Qur’an menjadi syafaat bagi di Yaumil Qiyamah, aamiin..
Kenapa niat hafalan Al-Qur’an kita harus diniatkan hanya untuk Allah? Agar hafalan kita membuahkan pahala. Kalau pun karena hafalan Qur’an kita mendapatkan beasiswa, dimudahkan jodohnya, dan menjadi orang terkenal anggap saja itu sesuatu yang bonus dari Allah. Tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan tujuan, karena itu akan merusakan amal dan hafalan kita.
Yang sering kali ditanyakan adalah, apakah boleh menghafal Al-Qur’an dengan harapan agar kita orangtua kita mendapat pahala? Apakah boleh melakukan sebuah amalan agar terhindar dari api neraka dan berharap masuk surga? Apakah boleh melakukan amalan sedekah agar kita terhindar dari malapetaka dan marabahaya? Maka jawabannya boleh, selama Allah itu sendiri yang menjanjikanya kepada kita hambanya.
Jadi intinya tetap kembalikan hati kepada Allah, karena Allah yang maha melihat dan mengetahui isi hati kita. kepada siapa hati kita terpaut kepada Allah atau bukan? Kalau bukan kepada Allah maka pasti hati kita juga tidak akan tenang selama-lamanya, pasti akan gelisah terus-menerus. (KH. Abdullah Gymnastiar)
____________________________