Peran Suami Dalam Mendidik Istri
Ada yang perlu diketahui bagi laki-kali khususnya seorang suami, bahwa dalam Islam kewajiban suami tidak hanya memberikan nafkah untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian, tempat tinggal dan seterusnya. Akan tetapi, para suami juga memiliki tugas penting yaitu mendidik dan mengajarkan perkara atau kewajiban-kewajiban dalam agama kepada istrinya.
Didalam Al-Qur’an surat At- Tahrim ayat 6 Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6)
Begitu pula pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Malik bin Huwairits radhiyallahu ‘anhu, setelah Malik dan rombongannya datang ke Madinah untuk khusus belajar agama kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama kurang lebih dua puluh hari. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Malik bin Huwairits ketika hendak pulang ke kampung asalnya, “Kembalilah ke istrimu, tinggallah di tengah-tengah mereka, ajarkanlah mereka, dan perintahkanlah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena adakalanya, dalam sebuah rumah tangga, istri melakukan suatu kesalahan atau sesuatu yang dilarang oleh agama, maka hal itu menjadi tanggungjawab suami untuk menegur, mengingatkan, dan mengarahkan kembali istrinya ke jalan yang lurus. Kemudian juga dalam melakukan kewajibannya untuk mendidik seorang istri, Islam telah jelas memberikan tuntunan dan arahan bagi kaum suami untuk melakukannya dengan cara yang baik dan benar.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berwasiat-lah kepada wanita dengan kebaikan.”
Bagi para suami dianjurkan untuk dapat bersikap tepat dan bijaksana menghadapi watak atau karakter keras kepala seorang istri. Dalam mendidik istri juga dibutuhkan sikap kesabaran yang penuh, karena butuh proses yang harus dilalui, tidak dipaksa sehingga seorang istri merasa tidak nyaman, harus dengan kasih sayang dan cinta. Sehingga menjadi cara menjaga keharmonisan rumah tangga dalam islam serta menjadi keluarga sakinah, mawa’dah dan warohmah. Wallahu a’lam bishowab. (Shabirin)
____________________