Peran Pemuda dalam Kepedulian Sosial
Sejarah selalu mencatat perubahan diawali oleh pemuda. Seperti penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II yang bergelar al-Fatih. Penaklukan al-Aqsha kembali ke tangan umat Islam oleh Shalahuddin al-Ayyubi, hingga sejarah kemerdekaan Indonesia yang tak terlepas dari peran para pemuda.
Para pemuda sebagai ‘agen of change’ atau agen perubahan dimulai dari tumbuhnya rasa kepedulian pada jiwanya. Pemuda pemilik kecerdasan sosial, yakni pemuda yang peka terhadap keadaan sekitar lebih berpotensi menjadi agen perubahan dibanding pemuda apatis, egois yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan terlarut dalam budaya asing serta budaya materialisme.
Kisah Kedermawanan Pemuda
Salah satu sahabat Rasulullah saw bernama Hakim Ibn Hazm adalah sosok pemuda yang dermawan. Hakim lahir di dalam Ka’bah sebelum peristiwa fathu Makkah. Beliau dibesarkan di keluarga kaya raya, namun orangtua Hakim tidak memanjakannya. Bahkan orangtuanya memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan rifadah, yakni membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan, terutama pada musim haji.
Hakim menjalankan amanat tersebut dengan penuh keihkhlasan, bahkan sering dia membantu para jamaah haji menggunakan uangnya sendiri. Beliau adalah pemuda rendah hati sehingga masyarakat sangat hormat padanya. Hakim terkenal sebagai pemuda yang selalu bersedia membantu orang lain saat mereka tertimpa kesulitan. Hakim bersahabat dengan Rasulullah saw jauh sebelum beliau menjadi Rasul. Hubungan pertemanan antara Rasulullah dan Hakim menjadi makin dekat saat Nabi menikah dengan bibinya, Khadijah binti Khuwailid.
Meski lama bersahabat dengan Rasulullah, Hakim tidak memeluk Islam hingga peristiwa penaklukan Mekah. Rasulullah terkejut manakala seorang rendah hati dan berpengetahuan seperti Hakim tidak masuk Islam. Malam sebelum penaklukan Mekah, Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Ada empat orang di Mekah yang aku ingin agar mereka bersedia memeluk Islam.” Para sahabat lantas bertanya, “Siapa saja mereka ya Rasulullah?”
“Mereka antara lain, Attab Ibn Usayd, Jubayr Ibn Mutim, Hakim Ibn Hazm, dan Suhayl Ibn Amr,” jawab Rasulullah. “Dengan rida Allah, mereka akan menjadi muslim,” lanjut Rasulullah.
Tak berapa lama, Hakim pun bersegera memeluk Islam dengan sepenuh hati. Dia lantas bertekad menebus segala dosa yang pernah dilakukan semasa hari-hari jahiliahnya. Dia ingin menebusnya demi kemuliaan Islam.
Daarut Tauhiid Peduli Pemuda
Peran pemuda Indonesia sangatlah penting sebagai penggerak serta penyebar kesadaran atas kepedulian sosial. Apalagi saat ini kesenjangan ekonomi begitu terasa di Indonesia. Karena sejatinya pemuda memiliki potensi secara fisik, energi, pemikiran, rasa ingin tahu, dan motivasi. Pemuda Indonesia merupakan penggagas perubahan, diawali dari peristiwa Sumpah Pemuda, pada saat kemerdekaan Indonesia, pergantian dari orde lama ke orde baru, sampai pada orde baru ke orde reformasi.
Landasan inilah yang melatarbelakangi Daarut Tauhiid (DT) Peduli Solo mengadakan acara webinar bersama Komunitas Aspal (Assalamu ‘alaikum Palestina) pada Sabtu, 12 September lalu. Acara ini mengusung tema “Peran Pemuda untuk Perdamaian Dunia.” Acara tersebut mempercayakan Sherly Annavita sebagai narasumber, mewakili sosok pemuda yang turut berperan aktif terhadap isu-isu terkini. Webinar diikuti kurang lebih 300 partisipan. (Ana)
ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi