Penyebab Hati Enggan Bertaubat
Hadirin rekan-rekan sekalian..
Hidup kita sangat-sangat terancam oleh keburukan kita sendiri. Kita dihargai oleh orang lain hanya satu sebabnya, yaitu karena Allah Ta’ala masih menutupi aib, kesalahan, maksiat, kekurangan dan dosa kita. Kenapa kita mau duduk dengan orang lain disamping kita? Karena kita tidak mengetahui dosa dan aib orang lain, coba saja kalau kita mengetahui dosa dan aib seseorang mungkin kita tidak akan mau duduk disampingnya.
Begitu juga dengan saya, apa yang membuat hadirin sekalian mau hadir ke kajian Abdullah Gymnastiar? Karena Allah masih menutup aib dan dosa saya, kalau saudara tahu dosa dan aib saya maka saudara pasti tidak akan mau datang melihat dan mendengar ceramah Aa Gym. Kalau Allah sudah menutupi aib dan dosa, maka tidak perlu untuk dibuka oleh kita, namun disamping itu juga kita tidak boleh terjebak oleh penghormatan orang lain, kita harus sadar bahwa Allah yang memuliakan kita bukan manusia.
Bagaimana kalau aib kita dibuka oleh orang lain? Tidak bahaya jika ada orang yang membuka aib kita, yang bahaya itu bila aib kita tidak diampuni oleh Allah. Kalau pun aib kita dibuka oleh Allah pasti itu menjadi satu peringatan agar kita bertaubat. Karena Allah juga tahu hadirin, jika Allah buka semua aib dan dosa kita pasti kita menjadi orang yang sangat hina dan tidak ada orang yang ingin menerima kita.
Kenapa kita sering kali marah ketika ada yang menyebutkan dosa dan kesalahan kita? Kita merasa terhina jika ada orang yang menyebut dosa dan kesalahan kita, padahal faktanya kita memang orang yang hina, seharusnya segera beristigfar dan bertaubat jika ada yang menyebutkan dosa kita. Tapi pertanyaannya kenapa seseorang enggan taubat?
Maka ada alasan kenapa seseorang itu sulit untuk tobat, yaitu ujub. Merasa diri sudah sholeh dan baik, merasa diri sudah dekat dengan Allah. Sisi lain dari sikap ujub adalah ketika diberi tahu kesalahannya maka ia mudah marah. Orang ujub disebabkan karena ilmu dan ibadahnya, merasa sudah paling benar dan meremehkan orang lain. Semoga kita segera bertaubat dan menghindari diri dari sikap ujub.
Jika kita merasa ada kesempatan untuk bertaubat, langsung saja kita taubat, karena belum tentu nanti atau besok Allah masih membuat hati kita mau untuk bertaubat. Dan kita akan menjadi orang yang sangat merugi jika kita menjadi orang yang dalam hatinya tidak ada keinginan untuk bertaubat atas dosa-dosa yang kita perbuat. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)