Penutupan Reuni SSG, Anggota Siap Wujudkan Wakaf Preneur
Pekan ketiga Milad Daarut Tauhiid (DT) ke 29 ditutup dengan reuni Santri Siap Guna (SSG) DT. Bertempat di Kawasan Wakaf Terpadu Eco Pesantren, ribuan Alumni SSG memadati setiap jengkal fasilitas wakaf yang ada. Bendahara Yayasan DT, Muhamad Iskandar mengatakan, reuni ini menjadi tolak ukur bagaimana Sivitas SSG, memegang teguh komitmen untuk menjaga rasa memiliki terhadap DT.
“SSG adalah bagian penting dari DT, SSG adalah lumbung kader dengan mental dan leadersip yang baik. Reuni ini harus menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat persaudaraan di dalam SSG, juga menebalkan lagi komitmen rasa memiliki terhadap DT, dari tahun ke tahun harus berkembang,” katanya saat ditemui usai mengisi materi di hari kedua Reuni SSG, Ahad, (24/11).
Menurutnya, SSG adalah lembaga strategis DT yang disiapkan untuk menjadi leader sekaligus seorang wakaf preneur. Bahkan, kata Iskandar, SSG dicanangkan menjadi salah satu lembaga yang Sumber Daya Manusia (SDM) nya, memiliki kemampuan layaknya Komando Pasukan Khsusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD).
“Kepemimpinan di SSG itu harus bisa sama dengan Kopassus, memiliki kemampuan yang melebihi rata-rata, karena nanti akan ada waktunya di mana SSG bisa memimpin beberapa lembaga atau cabang yang ada di DT,” ujarnya.
Iskandar menilai, tema yang diberikan pas dengan materi yang ia sampaikan. Pasalnya, pembangunan menara SSG yang sedang diprogramkan Wakaf DT, akan menjadi pusat koordinasi SSG. Tema ‘SSG Wakaf Preneur’, kelak akan sangat memiliki arti ketika mulai selaras dengan pembangunan menara SSG.
“Temanya sangat sesuai dengan apa yang saat ini sedang di proses. Setiap Alumni SSG harus bisa memberikan yang terbaik terhadap rumahnya. Semuanya akan selaras dan memiliki esensi ketika kebersamaan mulai terjalin, terlibat dan terkordinasi,” kata Iskandar.
Salah seorang Alumni SSG, Bahtiar Dwi Kusuma mengatakan, reuni yang diadakan sangat menarik perhatian. Pertama, dari mulai rangkaian kegiatan. Kedua, dari pengisi acara. Ketiga, venue dan camping ground, katanya cukup mengagumkan.
Bahtiar mengatakan, menjadi seorang wakaf preneur memang tidak mudah. Namun, sebagai anggota SSG hal tersebut harus diperjuangkan. Ia juga menilai, penutupan reuni SSG tersebut, penuh dengan manfaat dan rasa penasaran untuk kembali hadir di tahun yang akan datang.
“Apalagi tadi dibahas masalah wakaf, sadar diri, seharusnya ini menjadi tanggung jawab kita untuk terbangunnya Gedung Menara SSG. Buat saya ini penutupan yang baik, materinya dapat, panitia dan semua elemen yang mendukung luar biasa. Mudah-mudahan bisa ada tahun depan,” ungkapnya. (Elga)