Pentingnya Kejujuran
Saat banyak berbicara sebenarnya kita sedang membuka aib kita, tapi sebaliknya jika kita tidak berbicara atau diam maka itu akan aman. Ketika berbicara akan tampak apa yang ada dalam diri kita, kesombongan, iri dengki, ujub, riya, dan sifat-sifat yang lainnya. Tidak berbicara bukan berarti diam selama-lamanya, akan tetapi berbicara hanya seperlunya saja dan yakin bahwa perkataan yang akan diucapkan juga ada manfaatnya.
Pertama Qaulan Syadida, yaitu perkatan yang benar. Baik niat maupun cara menyampaikannya juga harus benar, tidak ditambah-tambah maupun dilebihkan. Intinya jangan berbohong, karena Allah maha mengetahui apa yang kita katakan. Katakan yang sebenarnya meskipun akibatnya sebagian orang tidak suka dengan kita, karena kita berbicara bukan untuk disukai oleh orang lain, akan tetapi mengharapkan ridho Allah Ta’ala. Perintah jujur telah tercantum alam Al Quran dan hadits. Salah satunya dalam Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
Dalam sebuah hadist juga disebutkan tentang kejujuran, bahwa artinya:
“Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.” (HR. Bukhari).
Pada dasarnya tidak ada alasan kita untuk berbohong. Orang yang jujur pasti akan terbuka dengan sebuah keadaan yang sebenarnya, mengakui kesalahan yang dilakukannya, terlebih jika kita merasa bersalah karena hal itu merugikan orang lain. Dengan perkataan jujur bisa meringankan masalah seseorang dan tidak menimbulkan masalah yang baru lagi dikemudian harinya.
Jika manusia sudah terbiasa untuk berbohong dalam hidupnya, maka tentunya sangat berat untuk berperilaku jujur dan akan selalu terdorong untuk melakukan kebohongan-kebohongan lainnya. Semoga kita senantiasa dalam sikap terpuji yaitu jujur, berusaha sekuat tenaga menanamkannya di dalam jiwa kita, sehingga menutup erat pintu kebohongan. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin. Wallahu a’lam bishowab.
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Bagi Jama’ah sekalian yang tertarik untuk berkontribusi terhadap syiar dakwah dan wakaf untuk pembangunan sarana ibadah & belajar santri, bisa menyalurkannya melalui rekening berikut:
Bank Syariah Indonesia (BSI) 9255.373.000 an Yayasan Daarut Tauhiid