Pengaplikasian Moto Daarut Tauhiid Ala SMA DTBS

Dzikir, Fikir, Ikhtiar, merupakan Moto Daarut Tauhiid (DT) yang terus diaplikasikan oleh santrinya melalui banyak hal. SMA Daarut Tauhiid Baording School (DTBS) memaknai moto tersebut dengan ragam kegiatan, salah satunya kuliah sehabis salat duha di Masjid Rahmatan Lil’alamin. Maulana Anshori, Musyrif SMA DTBS Putra mengatakan, apa yang menjadi Moto DT selalu ada dalam proses pembelajaran.

Menurutnya, Dzikir, Fikir dan Ikhtiar bisa dilalui dalam beberapa tahapan, untuk pola pendidikan ketiganya menjadi sangat penting. Kuliah duha, lanjutnya merupakan salah satu progres bagaimana Moto DT diterapkan, menyiram rohani para santri di pagi hari merupakan bagian dari tiga moto tersebut.

“Salat Duha kan kita fokusnya di pagi hari, selesai itu, sehabis salat, kita kasih pengarahan dan tausiah rohani juga motovasi, agar konsep dzikir masuk dalam keseharian mereka. Dzikir adalah usaha mendekatkan diri pada Allah SWT. Kegiatan itu diharapakan bisa memotivasi santri, selain untuk mendekatkan diri pada Allah, juga mendorong untuk pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari,” katanya, Selasa (26/11).

Selain menerapakan konsep dzikir, Anshori mengatakan, konsep dzikir dalam rutinitas pun selalu dibiasakan. Menurutnya, fikir cenderung dilibatkan dalam proses pembelajaran. Materi di dalam kelas, nantinya akan di kombinasi dengan konsep dzikir di kegiatan yang lain.

“Fikir, lebih banyak pengaplikasiannya di kelas, tapi dengan dibantu konsep dzikir, konsep dzikir juga sama pembelajaran, tapi bukan mengarah pada akademis, lebih pada karakter, membangun dari hati melalui pendekatan agama. Misalnya, santri ingin lulus, selain usaha dalam belajar, harus usaha juga dalam proses mendekatakan diri pada Allah SWT,” jelasnya.

Terakhir, konsep ikhtiar dalam dunia pendidikan, ialah membangun kesadaran lebih. Menurutnya, setiap santri memiliki karakter yang berbeda, dalam konsep tersebut ikhtiar diarahkan dalam pengaplikasian kurikulum.
“Kita coba buat santri sadar akan proses yang dilalui, berapa banyak biaya yang dikeluarkan orangtua, berapa banyak pengorbanan keluarga untuk santri, kita sadarkan, paling minimal menyentuh untuk perbekalan diri, untuk mengontrol diri agar menjadi lebih baik,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, tiga konsep itu dikembangkan dan dirancang sedemikian rupa guna mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa, untuk mampu berperan serta secara aktif dan tanggung jawab, dalam perubahan dunia.

“Pada akhirnya dapat diterapkan dalam kegiatan kerja pada perusahaan sebagai tujuan penerapan ilmu yang didapatkan, dengan tidak sombong, dan selalu dengan mencari rida Allah SWT,” pungkasnya. (Elga)