Pengalaman Pesantren Satu Bulan di DT
Hiiiii… Sebulan lalu aku ikut program pesantren satu bulan, nama programnya adalah Dauroh Qolbiyah (DQ) di Daarut Tauhiid (DT) Bandung. Pasti udah familiar kan? Itu pesantren Aa Gym, deket banget ama UPI. Aku dulu ngekos di belakang DT tapi jarang banget ke sana, haha… Padahal orangtua udah sering banget nyuruh ke sana, ikut kajian sambil nyari jodoh (ups). Mungkin doa-doanya ortu baru dikabulin lewat program ini. Selama kurang lebih 32 hari, jadi rajin banget ke sana (alhamdulillah).
Alasan aku masuk program ini sih pertamanya karena mengisi kekosongan sehabis resign. Kedua, ingin memperbaiki diri juga. Kerasa banget di zaman now banyak yang berdebat tentang agama Islam tapi ga tau dalilnya. Sering didebat sama orang, karena aku ga tau dalilnya jadi sering kali ‘kalah’.
Nah, bagi kalian yang mau menjemput hidayah, belajar agama Islam, menguatkan iman, mencari ketenangan hidup, dan lain-lain, aku saranin kalian ikut program ini. Info lebih lanjut bisa lihat di http://www.daaruttauhiid.org/ atau kepoin instagramnya @pesantrendaaruttauhid atau bisa langsung datang ke Muslimah Center (MC) di belakang Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (sekarang DT Peduli-red). Lokasinya ga jauh kok dari mesjidnya. Untuk yang mempertimbangkan masuk program ini. Aku bakalan ceritain garis besarnya aja ya. Selebihnya nanti dirasain sendiri deh.
Jadi aku tuh udah daftar dari awal Februari, tapi karena daftar via WA kurang meyakinkan (karena slow response yang belakangan aku ketahui bahwa ternyata adminnya cuma satu sedangkan semua program daftarnya ke nomor itu), jadi aku ke MC langsung. Di sana ketemu sama customer service-nya gitu, terus dikasih tahu bahwa DQ angkatan ke-79 sudah full kuota yang akhwatnya. Ya sudahlah aku waiting list. Eh, beberapa hari kemudian di WA sama nomor yang pertama aku daftar via WA, katanya masih bisa masuk. Karena kurang yakin lagi, aku hubungi nomor DT yang lain, dan alhamdulillah ternyata memang masuk ke angkatan 79.
Fast forward ke tanggal 27 Februari 2018 yaitu registrasi ulang, wawancara bareng orang tua/wali (kalau sendirian datangnya ga usah) dan masuk ke asrama. Beruntung karena adik aku masih kuliah di UPI jadinya ada tempat berteduh ketika nungguin. Asrama akhwatnya bersih, rapi dan terawat.
Ada 3 program yang tinggal di situ. Di lantai 1 dan 2 ada program PPM, program mukim 1 tahun untuk mahasiswa. Di lantai 3, tempatnya DQ dan APW (Akhlak Plus Wirausaha) yang program mukim 3 bulan. Disana aku ketemu banyak temen baru. Ada yang dari Jakarta, Kendari, Padang, Purwokerto, Subang, Sukabumi, Samarinda dan lain sebagainya. Aku bersyukur banget Allah menuliskan takdir yang sebegini baiknya buat aku. Dari mereka aku belajar banyak hal.
Ceritanya bakalan agak jumpy, tapi ga apa-apa ya.
Jadi, ketika di pertengahan program. Aku baru mulai deket sama semuanya dan berani nanya-nanya yang sifatnya pribadi. Ketika lagi jam bebas, kita kumpul-kumpul di asrama. Ngobrol ngalor ngidul, sampe akhirnya tersentuhlah topik “Kenapa masuk DQ?”. Dari pertanyaan sederhana itu, aku tau alasan mereka pada umumnya ingin hijrah. Ada beberapa yang didorong karena kondisi keluarganya. Yang aku ingat, teteh itu cerita bahwa keluarganya (maaf) ancur banget, dia sampai ga tau cara salat.
Namun takdir Allah sangatlah baik, dia dipertemukan dengan lelaki yang membimbing dia ke jalan yang lurus, yang ngebayarin dia masuk DQ. Dan alhamdulillah banyak banget progress-nya, dia Insha Allah jadi lebih baik dan menjadi wanita shalihah. Aamiin. Di DQ ini juga ada loh yang bertato, punya segudang masalah, dan alhamdulillah dia sedikit demi sedikit belajar menjadi muslimah yang taat. Terharu banget saat denger kisah-kisah mereka. Aku, alhamdulillah dikasih keluarga yang ingat sama Allah, selalu ngingetin salat aja masih ga mau taat sama aturan-aturan-Nya. Masih nyari-nyari pembenaran atas kesalahan yang di perbuat. Sedangkan orang lain berusaha mati-matian nyari kebenaran dan ingin menjadi lebih baik. Intinya aku bersyukur banget masuk program ini. Lewat orang lain, Allah kasih hidayah buat aku secara khusus.
Di program DQ ini, yang aku rasakan dan paling membekas, diajari bagaimana caranya untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian. Setelah keluar dari DQ, aku coba terapkan. Dan hasilnya? Hati lebih tenang. Aseli!! Biasanya dikit-dikit ngambek, kesel, marah. Sekarang alhamdulillah lebih tenang. Lebih adem hidup ini.
Okay, lanjut ke tanggal 28 Februari 2018-nya, kita ada tes pengetahuan tentang Islam. Kaya rukun sholat, rukun wudhu, dll. Daaaannnn~ as expected, aku banyak ga taunya ketimbang taunya. Malu ga sih? Dari lahir Islam, sekolah belajar agama Islam tapi masih banyak ga taunya. Malu ya Allahhh (nangis guling-guling). Di program ini, kita di recharge lagi pengetahuannya. Dan semuanya antusias banget nanya hal ini itu ke ustad-ustad yang ngisi kelas kita.
Oiya, sebelumnya kita ada Orientasi Santri dulu selama 3 hari dari tanggal 1-3 April 2018. Selama 3 hari ini kita pakai syal warna hijau stabilo. Setelah masa orientasi, nanti dikasih syal warna biru muda. Syal ini mempermudah buat ngedeteksi mana temen-temen kita, karena mesjid DT ini penuhnya luar biasa.
Oiya, orientasinya ini sedikit (sekali) berbau militer, mungkin karena latar belakang Aa Gym sendiri juga ada yang militer. Makan harus cepat, sampai selama orientasi dibantuin ama temen-temen akhwat aku (makasih banyak, girls!!!!). Terus di hari terakhir kita ke curug. Lupa curug apa namanya tapi ga jauh dari Gerlong. Disana kita sendiri-sendiri nembus air terjun, pakai bantuan tali. Aman kok. Tenang aja. Dari situ bisa diambil banyak hikmah looh.
Coba bayangkan kalau tali itu adalah agama kita, yang akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Kalau tali itu lepas, kebayang kan bakalan hanyut ke dalam neraka. Belajar berpegang teguh pada agama. Kalau ga tau, cari! Carinya juga ga sembarangan, carilah kajian-kajian dari ustad yang memang benar. Kaya Ust. Hanan Attaki, Aa Gym, Ust. Khalid Basalamah, Ust. Zakir Naik, dsb. Sekarang mah udah gampang kok, nyari di youtube banyak.
Kegiatan selama di pesantren kebanyakan di kelas. Karena banyak sekali ilmu yang belum dipelajari. Meski dalam satu ruangan, ikhwan dan akhwatnya dikasih pembatas jadi ga ada interaksi. Sampai hari ini pun saya ga tau nama-nama ikhwannya. Cuma tau beberapa aja karena memang ketuanya atau yang sering dihukum haha. Ada cerita lucu nih. Beberapa kali ikhwannya ngasih surat buat akhwat, tapi keseringan diabaikan saja. Karena sebagian besar akhwat tidak tertarik (maaf). Tapi ada juga yang usil, malah dibalesin. Maklum lah ya masih anak-anak (lol).
Hari pertama bangun jam 3 subuh dan mandi air dingin, karena kamar mandi terbatas sedangkan yang mau mandi banyak. Pertama mandi air dingin ampe gemeteran, tapi kesana-kesana mah jadi biasa. Bahkan kalau mandi jam 7 sebelum kelas malah gerah lagi.
Oiya, hari Minggu dikasih libur tapi ga boleh jauh-jauh dari asrama karena handphone di kumpulkan dan h-1 wisuda baru dibagiin lagi. Dan dengan ga adanya HP bikin kita fokus sama kegiatan-kegiatan pesantren. Kalau kalian ngira pesantren ini jadul, kalian salah. Asik banget malahan! 1×24 jam diskusi sama temen-temen di asrama, yang asalnya addict sama Mobile Legend sekarang addict sama Al Qur’an. Pokoknya ga ada satu detik pun dipakai buat hal yang sia-sia.
Tiap hari Sabtu ada acara outbound. Ada kejadian menegangkan pas rapelling. Aku hampir jatuh dari papannya. Karena kesalahan aku sendiri, kurang kuat megang talinya. Untung di bawah udah standby nahan aku yang berat ini. Dan ga kenapa-kenapa. Jadi jangan takut ya kawan-kawan. Selain itu juga ada acara berkuda dan memanah. Buat yang belom tahu, berkuda sama memanah itu sunnah Rasul looh. Jadi insya Allah bermanfaat buat kita. Pas berkuda karena akunya masih belum lihai, hampir nabrak pohon. Cuma sampai kena dedaunan aja sih kepalanya dan berhasil mengibas ranting-rantingnya.
Ada-ada aja emang aku mah. Untuk berkuda dan memanah terbuka juga buat umum kok. Bisa cari infonya, browsing aja Daarus Sunnah nanti muncul kok. Lokasinya di Komplek Eco Pesantren. Disana cuma ada SMP dan SMA Daarut Tauhiid aja dan khusus laki-laki. Oiya, yang ngerawat kuda, jadi pelatih memanah dan berkuda masih santri sana loh. Jadi buat bapak & ibu yang ingin anaknya mandiri, recommended banget sekolah disini.
Pokoknya aku rekomendasikan program ini buat semua Muslim/ah yang ingin belajar agama tapi nyantai. Nyantai disini maksudnya belajarnya enak, bisa diskusi dengan santai sama ustad-ustadnya. Ga malu-malu nanya abcd, bahkan sampai urusan ta’aruf pun di kasih pencerahan.
Gerakan sholat kita diperbaiki, bagaimana cara yang sesuai dengan syariat, diajarin ngaji dari nol. Dan selepas program pun dikasih kontak ustadnya supaya kita bisa komunikasi meski jauh, barangkali ada yang mau ditanyakan via chat. Aku beruntung banget ketemu teman-teman yang baik, ga ada satupun yang aneh-aneh. Malah semuanya satu misi, memperbaiki diri menjadi lebih baik. Tetap istiqomah ya wati-wati-ku. See you soon! (Astrina)
sumber: fragments-of-dream.blogspot.com