Pendidikan Jiwa dalam Kajian Ma’rifatullah
Kajian Ma’rifatullah merupakan program kajian yang biasanya diselenggarakan setiap Kamis malam di Daarut Tauhiid (DT). Kajian ini senantiasa diikuti ratusan santri dan masyarakat umum. KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sebagai pemateri utama memberikan banyak pembahasan yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah Ta’ala. Dengan gaya penuturannya yang khas, menjadi daya tarik tersendiri bagi Kajian Ma’rifatullah ini.
Pembahasan Aa Gym sering memadupadankan beberapa kitab hadis, Kitab al-Hikam karya Syaikh Ibnu Atha’illah, dan banyak kitab lain yang bertema penyucian jiwa. Aa Gym biasanya menggunakan tema dengan mengambil salah satu sifat Allah Ta’ala, seperti sifat Penyayang (ar-Rahman).
Contoh Sehari-hari
Aa Gym dalam menjelaskan ar-Rahman sebagai salah satu sifat Allah sering kali dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa yang kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya beliau menuturkan kita sebagai manusia jarang mensyukuri nikmat Allah berupa udara yang dihirup secara bebas. Jika mencoba berpikir berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan ketika menghitung kebutuhan oksigen yang dihirup setiap hari? Contoh-contoh demikian sering Aa Gym gunakan sebagai arahan untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur.
Pada kajian topik yang lain misalnya Allah Ta’ala memiliki sifat Pemberi Rezeki (ar-Razaq). Manusia sering kali terlalu sibuk memikirkan tentang diri di masa depan, tapi jarang memikirkan tentang kekuasaan Allah Sang Pemberi Rezeki. Aa Gym memberikan deskripsi tentang rezeki bahwa ketika diri kita di dalam masa kandungan, kita tidak berpikir tentang rezeki namun Allah jamin melalui perantara seorang ibu untuk mencukupi kebutuhan janin.
Sekilas jika kita perhatikan, bahwa janin dicukupkan oleh Allah nutrisinya melalui plasenta ibu merupakan sesuatu yang wajar normal. Padahal jika kita melihat lebih dalam, hal itu merupakan kebesaran Allah dalam menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Bahkan untuk janin sekali pun.
Perenungan Diri dan Penyucian Jiwa
Setiap akhir Kajian Ma’rifatullah, Aa Gym selalu memberikan masa perenungan diri bagi para jamaah. Hal ini sebagai sarana untuk memberikan koreksi pada diri sendiri atau pun orang lain. Diaplikasikan dalam wujud tobat dan doa dengan penuh pengahayatan kepada Allah Ta’ala. Tujuan utama dalam doa tersebut biasanya lebih menekankan pada kesediaan diri untuk bertobat kepada Allah atas segala kesalahan dan kelalaian dalam beribadah maupun menjalankan amanah. Baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun pekerjaan.
Hal yang demikian sebagai upaya untuk membersihkan hati agar senantiasa disucikan dari tindakan dan ucapan yang dapat membuat hati menjadi kotor. Menurut Imam al-Ghazali ada beberapa ciri yang menunjukkan tobat seseorang diterima. Pertama, orang tersebut lebih bersih dan lebih terjaga dari perbuatan maksiat. Lalu orang yang tobatnya diterima, hatinya selalu lapang dan gembira. Ia akan merasakan ketenangan baik dalam keadaan sendiri maupun ramai.
Ciri lainnya, ia selalu bergaul dengan orang saleh dan mencari lingkungan yang baik. Kualitas amalnya semakin meningkat dan menahan diri dari hal yang diharamkan oleh Allah. Ahli tobat senantiasa menjaga lidahnya. Dia memiliki kualitas pengendalian lisan dan pikiran yang baik. Ingatanya selalu kembali kepada Allah SWT.
Seperti yang Didi Nur Jamaluddin & Sobirin tuliskan pada Analisis Program Pendidikan Pesantren Daarut Tauhid Bandung dengan Pendekatan Nilai Tasawuf, berdasarkan metode Kajian Ma’rifatullah kita dapat melihat bahwa kajian tersebut merupakan bagian dari pengembangan dakwah tasawuf akhlak. Meliputi berbagai strategi penyucian jiwa dari sifat tercela dan membiasakan diri dari sikap tepuji. Sekaligus berupaya untuk mengenali kekuasaan dan sifat Allah.
Banyak jamaah menuturkan bahwa Kajian Ma’rifatullah menjadi fasilitas untuk menambah kekuatan ruhani. Karena selama satu pekan tentu akan menghadapi ujian dan tantangan. Selain itu juga sebagai arahan mengenal Allah Ta’ala lebih dekat. (Gian)
ket: ilustrasi foto diambil saat sebelum pandemi